Herry Asiku dan La Ode Darwin Berebut Kursi Ketua Golkar Sultra

  • Reporter: La Niati
  • Editor: Dul
  • 14 Apr 2025
  • 3164 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID - Jelang pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) XI Partai Golkar Sulawesi Tenggara (Sultra), tensi politik internal partai berlambang pohon beringin itu mulai memanas. Dua nama dipastikan akan bertarung memperebutkan kursi Ketua DPD I Golkar Sultra, yakni petahana Herry Asiku dan penantangnya, Bupati Muna Barat La Ode Darwin.

Herry Asiku, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Sultra sekaligus Ketua DPD I Golkar Sultra, disebut-sebut mendapat dukungan dari sejumlah DPD II. Setidaknya tiga DPD II telah secara terbuka menyatakan dukungan mereka, yakni DPD II Kolaka, Kolaka Timur, dan Konawe Selatan.

“Kami menilai Herry Asiku masih layak untuk melanjutkan kepemimpinan Golkar di Sultra. Beliau memiliki pengalaman, jaringan politik, dan kemampuan manajerial yang mumpuni,” ujar Ketua DPD II Golkar Kolaka, Farhana Mallawangan saat dihubungi, Senin (14/4/2025).

Sementara itu, La Ode Darwin yang kini menjabat Bupati Muna Barat menjadi penantang kuat. Ia disebut-sebut memiliki basis massa yang solid serta jejaring politik yang mulai aktif membangun komunikasi dengan sejumlah DPD II lainnya.

Namun, hingga saat ini, dukungan kepada La Ode Darwin belum dinyatakan secara terbuka oleh pemilik suara. Beberapa pengurus ormas pendiri dan sayap partai juga masih bersikap diam, menandakan peta kekuatan masih sangat cair.

Musda XI Golkar Sultra kali ini dinilai menjadi momentum penting dalam menentukan arah baru partai, terutama pasca hasil Pemilu 2024 yang dinilai belum maksimal. Kursi legislatif yang diraih Golkar mengalami penurunan dibanding periode sebelumnya, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten kota.

“Ini bukan hanya tentang siapa yang jadi ketua, tapi bagaimana Golkar bisa bangkit dan kembali menjadi partai dominan di Sultra. Pemilu dan Pilkada terakhir memberi sinyal bahwa ada banyak hal yang harus dibenahi,” kata Najib Husain, pengamat politik dari Universitas Halu Oleo (UHO).

Menurut Najib, dinamika yang terjadi saat ini mencerminkan bahwa demokrasi internal di tubuh Golkar masih hidup. Ia menilai kontestasi antara petahana dan penantang justru menjadi ruang sehat bagi kader untuk melihat siapa yang layak membawa perubahan.

“Tandanya, Partai Golkar masih punya daya saing dan ruang demokrasi yang kuat di internal. Ini menjadi penanda bahwa Musda kali ini layak dicermati dengan serius,” kata Najib.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa restu dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar tetap menjadi faktor penentu utama. Siapa pun yang bisa meyakinkan DPP dan mendapat surat dukungan, akan punya peluang lebih besar untuk memimpin.

“Restu DPP adalah kunci. Dalam tradisi politik Golkar, dukungan pusat seringkali menjadi penentu akhir. Musda ini tidak bisa dilepaskan dari pengaruh dan keputusan elite DPP,” bebernya.

Herry Asiku bukanlah sosok baru di dunia politik Sultra. Selain menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi, ia telah memimpin DPD I Golkar selama lima tahun terakhir. Selama masa kepemimpinannya, ia mengklaim telah berhasil menjaga stabilitas organisasi serta memperkuat infrastruktur partai hingga ke akar rumput.

Sementara La Ode Darwin, meski masih relatif baru di struktur kepartaian Golkar Sultra, diyakini memiliki elektabilitas dan modal politik yang kuat. Ia dikenal sebagai figur kepala daerah yang berhasil mengonsolidasikan birokrasi dan meraih simpati masyarakat di Muna Barat.

Kini, bola panas ada di tangan DPP Golkar. Musda XI Golkar Sultra dipastikan akan menjadi pertarungan strategis antara pengalaman dan harapan baru. Siapa yang mampu mengonsolidasikan dukungan internal sekaligus mendapat restu pusat, itulah yang kemungkinan besar akan memimpin DPD I Golkar Sultra lima tahun ke depan.

“Golkar butuh pemimpin yang bukan hanya bisa menjaga organisasi, tapi juga membawa semangat kemenangan. Pilihan ada di tangan pemilik suara dan DPP,” tandas Najib Husain. (B)