Disbunhortikultura Sultra Gelar Workshop Pengembangan Sawit

  • Reporter: La Niati
  • Editor: Dul
  • 30 Agu 2024
  • 2803 Kali Dibaca

KENDARI,KERATONNEWS.CO.ID – Dinas Perkebunan dan Hortikultura (Disbunhortikultura) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar workshop yang bertajuk membangun sawit Sultra yang berkelanjutan sebagai penggerak ekonomi rakyat melalui kemitraan pemerintah, perusahaan dan petani sawit, Jumat (30/8/2024). 

Kegiatan dibuka langsung oleh Sekretaris Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra, La Ode Syaifudin, SP., M.Si yang turut dihadiri oleh Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, Ketua Umum Serikat Petani Kelapa Sawit Nasional beserta rombongan. 

Selain itu juga hadir Kepala Dinas yang membidangi perkebunan Kabupaten Kolaka, Kolaka Timur, Konawe, Konawe Utara, Bombana, Muna dan Muna Barat, Ketua  APKASINDO, APKASINDO Perjuangan, ASPEKPIR Provinsi Sultra, dan Pengurus Koperasi dan Kelompok Tani. 

Dalam sambutannya, La Ode Syaifudin mengatakan perkebunan merupakan subsektor yang secara ekonomis, ekologis dan sosial budaya memberikan peran penting dalam pembangunan nasional dan daerah khususnya di Sulawesi Tenggara. 

Kata dia, sub sektor perkebunan selain menjadi tumpuan hidup ribuan petani juga mendorong terwujudnya pembangunan wilayah ekonomi baru serta memberikan kontribusi yang besar terhadap perolehan pendapatan daerah.

"Pengembangan tanaman kelapa sawit di daerah kita dari waktu ke waktu menunjukkan perkembangan yang begitu pesat. Hal ini ditunjukkan dengan adanya lebih dari 15 perusahaan kelapa sawit yang menanamkan investasinya di Sultra dengan 8 Pabrik Kelapa Sawit yang telah beroperasi dan tersebar dibeberapa kabupaten seperti Kolaka, 
Kolaka Timur, Konawe, Konawe Utara, Konawe Selatan,Bombana dan kabupaten  lainnya," ungkapnya. 

Lebih lanjut La Ode Syaifudin mengatakan, berdasarkan data yang tercatat pada tahun 2017 luas lahan sawit rakyat di Sulawesi Tenggara seluas 6.543 Ha dan meningkat dua kali lipat menjadi 13.186 Ha di tahun 2023 dengan jumlah pekebun sebanyak 9.008 orang. 


Menurutnya, potensi pengembangan perkebunan kelapa sawit di Sultra memiliki peluang yang sangat besar, hal ini didukung oleh adanya potensi sumber daya alam dan respon masyarakat yang sangat tinggi. Meskipun demikian, dalam pengembangan kelapa sawit di Sultra tidak lepas dari berbagai persoalan yang memerlukan perhatian dan upaya-upaya penyelesaian yang komprehensif dan melibatkan berbagai stakeholder terkait. 

Adanya sengketa lahan, status kepemilikan lahan, masuk dalam kawasan hutan dan HGU perusahaan, sistem budidaya dengan penggunaan benih asalan (ilegal), pola kemitraan yang belum baik hingga keterbatasan biaya bagi petani untuk mengembangkan usaha.

"Kami mengharapkan pertemuan kali ini dapat mendukung terwujudnya ekosistem usaha kelapa sawit dengan melakukan koordinasi dan sinkronisasi berbagai program kerja untuk memecahkan berbagai persoalan yang kita hadapi bersama selama ini," jelasnya. 

Lebih lanjut La Ode Syaifudin mengatakan berbagai upaya telah dilakukan pemerintah baik pusat maupun daerah dalam upaya pengembangan tanaman kelapa sawit, mulai dari Pelaksanaan Program Perusahaan Inti Rakyat Perkebunan, PIR-Trans, Kredit Koperasi Primer Anggota, Program Revitalisasi Perkebunan hingga saat ini melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) melaksanakan berbagai program seperti program peremajaan kelapa sawit, penyediaan sarana dan prasarana dan  peningkatan SDM dalam usaha perkebunan kelapa sawit. 

Selain melalui program-program tersebut lanjutnya, Pemerintah juga telah mengeluarkan kebijakan terkait dengan timbulnya berbagai persoalan atau konflik perkebunan yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia, serta telah dialokasikannya berbagai skim pembiayaan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) serta Asuransi usaha perkebunan.


"Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Sultra dalam mendukung pengembangan kelapa sawit adalah dengan mengalokasikan beberapa kegiatan berupa penyediaan sarana produksi berupa benih kelapa sawit lebih dari 300 ribu batang selama tiga tahun terakhir, melaksanakan pengaturan tata niaga sawit berupa penetapan harga tandan buah segar sawit setiap dua pekan sekali, serta melakukan fasilitasi dan pendampingan pelaksanaan program peremajaan kelapa sawit pekebun, prasarana dan sarana perkebunan kelapa sawit serta peningkatan SDM berupa beasiswa sawit bagi putra-putri di Sultra," pungkasnya. (ADV)