Viral! Warga Adu Mulut dengan TNI Diduga Akibat Ban Mobil Dikempeskan saat Hendak Menyebrang

  • Reporter: LM Ismail
  • Editor: Dul
  • 13 Apr 2025
  • 2058 Kali Dibaca

KONUT, KERATONNEWS.CO.ID - Sebuah video memperlihatkan adu mulut antara warga dan seorang anggota TNI viral di media sosial, Jumat (12/4/2025). Peristiwa itu terjadi di lokasi jalan terputus Desa Sambandete, Kecamatan Oheo, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, Sabtu (11/5/2024). 

Insiden panas itu diduga dipicu akibat ban mobil seorang warga dikempeskan. Warga yang merasa tidak terima terlihat dalam video tersebut langsung bersitegang dengan anggota TNI.

Dalam video berdurasi sekitar 2 menit 13 detik yang beredar luas, terlihat seorang pria berbaju sipil dengan nada tinggi memprotes tindakan yang disebutnya sebagai bentuk arogansi. 

Sementara itu, sosok anggota TNI di lokasi terlihat tetap tenang, namun sesekali memberikan penjelasan dengan nada tegas.

Warga yang berada di dalam video menyesalkan tindakan oknum yang melakukan hal tersebut, mengingat dirinya akan melakukan penyebrangan di jalan sebab ada anak istrinya yang menunggunya di rumah.

"Anak istriku menunggu di rumah baru ko kasih rusak begitu," ujarnya dalam video yang beredar di akun media sosial Facebook di Grub Kabar Konawe Utara.

Dalam video itu juga, warga tersebut mengeluhkan persoalan tarif pincara di lokasi. Ia menyebutnya tidak memiliki uang, namun karena itu dirinya mendapatkan tindakan yang tidak mengenakan.

"Kalau orang sudah tidak ada uangnya jangan dipaksa. Kita mau masuk (menyebrang) dikasih kempes. Setengah mati kita cari uang ini," ungkapnya.

Bahkan dalam video tersebut ia sempat melontarkan bahasa mengajak duel di hadapan TNI itu dengan nada tinggi akibat kejadian ini.

"Kalau bisa kita baku bunuh mati di sini, tanam di sini saja. Tidak ada masalahnya baku bunuh disini. Kenapa kamu kasih kempes banku, saya mau melintas saya, saya tidak mau tau," tegasnya

Sementara itu menurut pemilik akun Facebook La Ode Ali Amirudin yang memposting video tersebut menyebutkan bahwa kejadian itu diakibatkan harga pincara yang terlalu mahal.

"Instruksi dari bupati harga pincara sangat murah dan yang diperbantukan dari BPBD Konut gratis untuk naik pincara. Tapi nyatanya di lokasi harga pincara sangat lah mahal sampai 500-800/mobil," ucapnya.

Parahnya ditambah insiden jatuhnya kendaraan dalam air tidak ada pihak pemilik pincara yang mau bertanggungjawab, sehingga menurutnya ini sangat merugikan masyarakat 

"Ini sangat merugikan masyarakat dan miris lihatnya terhadap pemerintah Konawe Utara," katanya.

Terakhir dirinya meminta kepada pemerintah kabupaten Konut untuk menyikapi hal ini, mengingat persoalan ini terjadi tiap tahunnya saat banjir datang.

Sampai dinaikkannya berita ini tim media keratonnews.co.id masih berupaya melakukan konfirmasi kepada pihak TNI. (B)