Kabid Tanaman Pangan Distanak Sultra Hadiri Rakor Satu Data Wujudkan Swasembada Jagung

  • Reporter: Israwati
  • Editor: Dul
  • 05 Mar 2025
  • 2377 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID- Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sulawesi Tenggara, Hidayat Hakim menghadiri rapat koordinasi (Rakor) terkait penyamaan persepsi tentang data tanaman jagung di Sulawesi Tenggara. 

Kegiatan tersebut berlangsung di Aula Biro SDM Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara, Rabu (5/3/2025).

Turut dihadiri oleh PIC Polda Sulawesi Tenggara, Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sulawesi Tenggara, BPSI Sulawesi Tenggara, dan Bulog Sulawesi Tenggara.

Rapat tersebut dipimpin oleh  Kabagbinkar RO SDM Polda Sultra, AKBP Wisnu Wibowo. Ia menyampaikan bahwa saat ini lahan tumpang sari yang telah ditanami seluas 24 hektar dari total seluas 1.315,11 hektar.

Sedangkan luas lahan monokultur yang telah tertanami 170,5 hektar, dari total lahan tersedia 290,5 hektar.

"Untuk sinkronisasi data akan ditindaklanjuti oleh operator Polda Sultra, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan. Setelah data ini sinkron akan disampaikan pada pimpinan pengambil kebijakan untuk tindak lanjut pelaksanaan di lapangan," ungkapnya.

Ditempat sama, Kabid Tanaman Pangan, Distanak Sultra Hidayat Hakim mengungkapkan bahwa saat ini 7  kabupaten di Sulawesi Tenggara telah mengajukan calon petani calon lahan (CPCL) untuk pengadaan benih jagung, namun sampai saat ini belum terealisasi. 

Sehingga kondisi ini menjadi kelambanan proses penanaman jagung di Sulawesi Tenggara.

"Kondisi ini menjadi kelambanan proses penanaman jagung di Sulawesi Tenggara," terangnya.

PIC BPS Sultra mengatakan bahwa luas tanam jagung untuk periode Januari-April 2024 seluas 14.912 hekter. 

"Kemudian periode Mei-Agustus seluas 13.664 hektar," rincinya.

PIC BSIP Sultra, Abdul Syukur menjelaskan siap mengawal teknologi standar budidaya jagung untuk menghasilkan jagung dengan produktivitas tinggi dan kualitas bangus.

"Olehnya itu, perlu informasi jadwal tanam masing-masing lokasi lahan serta fase pertumbuhan tanam jagung yang sudah tertanam," bebernya.

Sementara itu, PIC Bulog Sultra Arif mengaku membutuhkan informasi luas lahan yang akan panen, serta potensi lahan panen.

Hal ini untuk memudahkan proses pengeringan dan penggudangan. (Adv)