BPBD Bakal Lakukan Mitigasi dan Penganggulan Bencana Lewat Jamboree Tangguh

  • Reporter: LM Ismail
  • Editor: Dul
  • 09 Mar 2025
  • 2012 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID - Sulawesi Tenggara (Sultra) semakin menghadapi risiko bencana yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sultra masuk dalam kategori risiko tertinggi akibat seringnya terjadi gempa bumi, banjir, kebakaran hutan, dan angin puting beliung.

Menyikapi situasi ini, Gubernur Sultra Andi Sumangerukka dan Wakil Gubernur Hugua menaruh perhatian serius terhadap upaya mitigasi dan kesiapsiagaan bencana.

Sebagai langkah strategis, Pemprov Sultraakan menggelar Jambore Tangguh Bencana 2025, yang rencananya berlangsung pada April mendatang di Kabupaten Kolaka Timur.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sultra, Muhammad Yusup, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program inovatif dalam 100 hari kerja Gubernur dan Wakil Gubernur.

“Jambore ini bertujuan meningkatkan kapasitas masyarakat dan pemangku kepentingan dalam menghadapi bencana melalui simulasi, edukasi, serta pelatihan teknis,” ujar Yusup.

Jambore tersebut akan menitikberatkan pada peningkatan keterampilan penanganan bencana, penguatan koordinasi lintas sektor, serta integrasi teknologi dalam mitigasi.

Selain itu, acara ini juga akan merumuskan rekomendasi strategis untuk memperbaiki sistem pengelolaan bencana di Sulawesi Tenggara.

“Kami berharap kegiatan ini dapat membangun jejaring relawan kebencanaan, memperkuat sinergi antara media dan pemerintah dalam penyebaran informasi bencana, serta menanamkan budaya tanggap bencana di masyarakat,” pungkasnya.

Dengan inisiatif ini, diharapkan Sultra dapat lebih siap dalam menghadapi berbagai potensi bencana serta mengurangi risiko dan dampaknya bagi masyarakat. 

Sementara itu, Sekda Sultra, Asrun Lio menyampaikan bahwa Jambore Tangguh Bencana 2025 ini merupakan salah satu inovasi dalam program Quick Win 100 Hari Kerja Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra, ASR-Hugua. 

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan pemangku kepentingan dalam menghadapi bencana melalui simulasi, edukasi, dan pelatihan.

 “Kegiatan ini sangat penting dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana. Oleh karena itu, berbagai pemangku kepentingan, termasuk Basarnas dan BPBD, akan berperan dalam simulasi dan pelatihan tanggap darurat,” ujar Asrun.

Jambore ini akan berlangsung selama tiga hari, pada 19–21 April 2025, di Kabupaten Kolaka Timur, yang dipilih sebagai lokasi karena beberapa hari lalu lebih dari 300 kali terjadinya gempa bumi.

 “Mengalami lebih dari 300 kali guncangan. Kami ingin mengedukasi masyarakat agar lebih tanggap terhadap situasi darurat. Risiko bencana dapat dikurangi jika masyarakat memahami langkah-langkah penanggulangannya,” tambah Asrun. 

Ia juga menegaskan bahwa anggaran kegiatan ini akan difokuskan pada edukasi dan pelatihan, bukan aspek seremonial. 

“Penganggaran diarahkan untuk kegiatan inti, bukan aksesoris. Tujuannya adalah memberikan pelatihan mitigasi bencana yang efektif,” tegasnya. (B)