Warga Pesisir Sulit Temukan Siput dan Kerang Saat Air Laut Surut

  • Reporter: Bardin
  • Editor: Dul
  • 03 Sep 2024
  • 2338 Kali Dibaca

BAUBAU, KERATONNEWS.CO.ID – Warga pesisir yang bermukim di sepanjang pantai Kota Baubau khususnya di kecamatan Batupoaro mulai mengeluhkan minimnya populasi siput dan kerang. Hal ini jauh berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya.

Salah satunya yang dirasakan oleh warga pesisir di kelurahan Bone-Bone kecamatan Batupoaro. Dalam beberapa tahun terakhir, sudah jarang menemukan beberapa jenis kerang dan siput di kawasan pesisir.

Muslimin, salah seorang nelayan yang bermukim di kawasan pesisir kelurahan Bone – bone mengaku selama beberapa tahun ini sudah jarang menemui populasi beberapa jenis kerang. Termasuk jenis siput dan duri babi. Padahal, jenis ini sebelumnya sangat banyak ditemukan. Ia memprediksi, berkurangnya populasi beberapa jenis kerang karena selain perubahan iklmi juga karena ulah manusia sendiri.

“Sudah beda dengan dulu, disini kita bisa dapat banyak siput dan kerang. Setelah banyak yang merusak biota laut seperti penggunaan bius dan karena mungkin juga karena iklim jadi mulai habis. Kita hanya bisa menemukan beberapa saja,” kata Muslimin Selasa (3/9/2024).

Kegiatan yang lain yang juga berdampak pada berkurangnya populasi kerang dan siput karena kawasan pesisir digunakan sebagai lokasi budidaya rumput laut dan kegiatan lainnya. Maklum, sebagian besar nelayan juga telah beralih profesi menjadi petani rumput laut.

Baharudin, salah seorang nelayan yang kini kerap memanfaatkan waktu bertani rumput laut mengatakan, setiap 6 bulan kegiatan nelayan beralih menjadi petani rumput laut.

“Alasannya mungkin karena bertani rumput laut lebih menjanjikan daripada mencari ikan karena cuaca yang tidak menentu. Kalau bertani rumput laut setiap enam bulan sekali setiap musim timur. Mungkin itu juga sehingga habitat siput dan kerang rusak karena pemanfaatan lahan untuk rakit,” kata Baharuddin.

Nursyahroni, seorang pemerhati lingkungan mengatakan, salah satu penyebab minimnya siput dan kerang diperkirakan karena terjadinya kerusakan habitat siput di sepanjang pesisir. Hal ini disebabkan beberapa hal diantaranya kerusakan akibat aktivitas masyarakat di tepi pantai. 

“Banyak hal yang mungkin saja menjadi penyebab kurangnya polulasi siput dan kerang. Misalnya kegiatan budidaya rumput laut atau penggunaan bahan kimia seperti pembuangan sampah di laut dan sejenisnya,” kata Nursyahroni. (A)