Upaya Cegah Karhutla, Sekretaris Disbunhortikultura Sultra Minta Petani Buka Lahan Tanpa Dibakar

  • Reporter: La Niati
  • Editor: Dul
  • 22 Nov 2024
  • 2368 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID -  Dalam rangka upaya mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Sekretaris Dinas Perkebunan dan Hortikultura (Disbunhortikultura) Sultra, La Ode Syaifudin, SP., M.Si meminta agar kelompok tani maupun warga tidak membuka lahan perkebunan dengan cara di bakar.

“Ada beberapa kegiatan di Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra yang sering kami turun ke lapangan untuk sosialisasi sekaligus juga menyampaikan agar dalam pengelolaan lahan mereka tidak melakukan pembakaran,” ungkapnya, Senin (10/9/2024).

Kata dia, dengan melakukan pembakaran lahan dikhawatirkan akan merembet ke lahan yang lain. Di samping itu juga karena lahan-lahan perkebunan warga banyak bersinggungan dengan kawasan hutan. 

“Olehnya itu, kami sering menghimbau agar tidak usah melakukan pembakaran, lebih bagus gulma-gulma tersebut ditanam karena itu juga bisa menghasilkan humus bagi tanaman,” jelas La Ode Syaifudin.

Menurutnya, dengan membuka lahan tanpa dibakar, hal tersebut dapat mengurangi kerusakan lingkungan yang mengakibatkan polusi udara serta dapat meningkatkan nilai tambah bagi ekonomi masyarakat.

“Untuk membuka lahan pertanian ataupun perkebunan kita tidak harus membakarnya. Karena membuka lahan dengan cara dibakar dapat merusak lingkungan dan kesehatan bagi kita sendiri,” terangnya. 

Lebih lanjut La Ode Syaifudin menjelaskan bahwa apabila lahan yang di buka tanpa dibakar, maka tingkat kesuburan tanah produksi lahan lebih cepat 30 bulan dibanding dengan cara dibakar. 

Untuk itu, dirinya meminta agar para petani menghilangkan kebiasaan yang dulunya membuka lahan dengan dibakar karena membakar lahan itu sendiri dampaknya sangat besar.

“Kita telah mewanti-wanti para kelompok tani agar membuka lahan tanpa harus. Misalkan, dengan pemanfaatan limbah hasil pembukaan lahan bisa dibuat pupuk kompos dan lainya yang mana tentunya mempunyai nilai ekonomis sendiri untuk petani,” pungkas La Ode Syaifudin.(Adv)