Senin Pagi, Pasokan Pisang Dari Bombana Penuhi Jembatan Batu Baubau

  • Reporter: Bardin
  • Editor: Dul
  • 07 Okt 2024
  • 2356 Kali Dibaca

BAUBAU, KERATONNEWS.CO.ID – Dalam beberapa bulan terakhir, aktivitas di Jembatan Batu Kota Baubau padat pengunjung. Khususnya pada setiap Senin dan Kamis saat kapal dari Bombana yang membawa hasil bumi tiba di Baubau.

Salah satu komoditas yang banyak didatangkan adalah pisang yang merupakan komoditas terkenal di Bombana. Suasana ini kembali terlihat pada senin pagi (7/10/2024).

Pisang menjadi salah satu komoditas unggulan Bombana yang rutin dipasok ke berbagai daerah di Sulawesi Tenggara. Pasar-pasar tradisional seperti Pasar Wameo dan Pasar Karya Nugraha di Baubau menjadi tujuan utama distribusi komoditas ini.

Salah seorang pedagang buah di Pasar Wameo, Rina, mengungkapkan bahwa lonjakan pasokan pisang dari Bombana membuat harga pisang lebih stabil. 

"Sekarang harganya lebih terjangkau, banyak konsumen yang senang karena bisa membeli pisang dengan harga murah, bahkan kadang kami kelebihan stok," ungkapnya.

Sementara itu, Ali, seorang warga Bombana yang juga petani pisang menyebutkan bahwa hasil panen yang melimpah sebagian dipasarkan di Baubau. Hal ini karena permintaan juga cukup menjanjikan.

“Kita sudah jual di beberaoa daerah, salah satunya di Baubau,karena banyak permintaan. Ini meningkatkan pendapatan kami sebagai petani,” jelasnya.

Meski demikian, peningkatan pasokan ini juga menimbulkan tantangan tersendiri. Beberapa pedagang khawatir bahwa pasokan yang terlalu berlimpah dapat menyebabkan pisang tak laku terjual dalam waktu singkat, sehingga berisiko busuk sebelum habis. Oleh karena itu, diperlukan solusi seperti pengolahan produk turunan pisang atau distribusi yang lebih luas agar surplus produksi tetap bisa dimanfaatkan.

Arni Mirdan, seorang pelaku UMKM di Baubau mengatakan, untuk mengantisipasi jumlah pasokan yang tinggi, pihaknya juga memanfaatkan untuk memproduksi keripik. Selanjutnya dibuat dalam kemasan yang menarin dan dipasarkan.

“Segmen pasanya sudah berubah, kalau selama ini mungkin hanya seputar kegiatan ekonomi seperti industry penganan, dengan dibentuk sebagai produk UMKM konsumennya bisa lebih meluas. Bahkan bisa menjadi oleh oleh khas daerah,” ujar Arni Mirdan. (A)