Sejumlah Upaya Pemprov Sultra dalam Pengendalian Karhutla

  • Reporter: Israwati
  • Editor: Dul
  • 21 Sep 2024
  • 3032 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID- Sekretaris Daerah (Sekda) Sulawesi Tenggara (Sultra), Asrun Lio memaparkan sejumlah upaya dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Hal ini sebagai upaya dalam mencegah dan menanggulangi karhutla yang lebih luas, karena tidak hanya berdampak pada lingkungan melainkan kesehatan, ekonomi dan keberlangsungan hidup.

Sekda mengatakan sesuai dengan arahan Presiden RI, ada enam upaya pengendalian karhutla yang juga akan dilakukan di Sultra.

"Pertama, prioritaskan upaya pencegahan dan jangan sampai terlambat pemadaman, dengan meningkatkan manajemen lapangan yang terkonsolidasi dan terorganisasi," katanya beberapa waktu lalu.

Upaya kedua yakni infrastruktur pemantauan dan pengawasan harus sampai tingkat bawah. 

Ketiga, semua pihak harus mencari solusi yang permanen untuk mencegah dan menangani kebakaran hutan dan lahan untuk tahun tahun mendatang.

"Keempat, penataan ekosistem gambut harus terus dilanjutkan, dibuat system gambut tetap basah," ungkapnya.

Kelima, menekankan pentingnya pemerintah daerah baik gubernur, bupati, walikota, TNI/Polri, untuk tidak membiarkan api membesar dan sulit dikendalikan. Terakhir, melakukan langkah penegakan hukum tanpa kompromi.

Selain itu, Asrun mengungkapkan di tahun 2023 Sultra pernah terjadi musim kemarau disertai dengan elnino.

Dampak tersebut menyebabkan bencana kekeringan, puso atau gagal panen, kebakaran hutan, kabut asap yang mengakibatkan penyakit ispa, hampir diseluruh wilayah Sultra.


Olehnya itu menghadapi musim kemarau tahun 2024 ini, pemerintah provinsi hingga kabupaten kota terus berupaya dalam meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya di sekitaran hutan dalam mencegah karhutla.

Sebagai informasi, berdasarkan prakiraan BMKG terkait musim kemarau di Sultra, diprediksi terjadi Juli dan puncaknya September 2024.

Untuk itu, sejak Juni 2024 pemerintah provinsi telah mengadakan rapat koordinasi guna mewaspadai potensi kekeringan ekstrem dan mitigasi daerah yang rawan terhadap bencana hidrometeorologi khususnya karhutla. (Adv)