Ratusan Hektare Lahan Pertanian di Sultra Terendam Banjir, Distanak Lakukan Langkah Ini

  • Reporter: Israwati
  • Editor: Dul
  • 08 Jul 2024
  • 2505 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID- Sebanyak 300-400 hektare lahan tanaman padi di Sulawesi Tenggara (Sultra) terendam banjir akibat dampak dari perubahan iklim.

Data ini berdasarkan catatan Dinas Pertanian dan Peternak (Distanak) Sultra per 4-5 Juli 2024.

Ratusan hektare lahan pertanian tersebut tersebar di beberapa kabupaten/kota di Sultra diantaranya :

Kabupaten Konawe, Kecamatan Padangguni, Desa Padangguni sekitar 30 hektare umur tanam kisaran 10-20 hari. Desa Padang Mekar 7 hektare dengan umur tanam sekitar 10-25 hari.

Kota Baubau sebanyak 200 hektare, yang berlokasi di Kelurahan Ngkari-Ngkari Kecamatan Bungi usia tanam 10 hari.

Konawe Selatan, Kecamatan Laeya, Desa Laeya sekitar 20 hektare masa tanam 100 hari. Desa Lambakara 30 hektare usia tanam 75 hari yang kemungkinan puso.

Desa Lambakara lainnya 17 hektare, yang terdampak 12 hektar, Kelompok Tani (Poktan) Jaya 17 hektare, serta Kelurahan Ambalodangge 13,5 hektare.

"Kalau kita lihat data ini berarti kita kehilangan lagi 300-400 hektare yang terkena banjir, kita belum tahu angka puso nya. Karena ada beberapa yang terkena banjir tapi berpotensi puso juga tidak, nanti kita lihat hasilnya setelah airnya surut, apakah dia puso atau tidak di titik-titik itu," kata Kepala Distanak Sultra, La Ode Muhammad Rusdin Jaya, Senin (08/7/2024).

Untuk mengantisipasi hal tersebut, bilang Rusdin pihaknya sudah menyampaikan ke Dinas Pertanian kabupaten/kota untuk mengusulkan ke Distanak provinsi agar pihaknya dapat membantu para petani yang terdampak perubahan iklim ini.

Diakuinya langkah yang lakukan pihaknya saat ini adalah menyediakan benih dari Kementerian Pertanian. 

Selanjutnya untuk irigasi yang jebol pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan Bina Marga, serta Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV. Sedangkan untuk bantuan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) disediakan Distanak Sultra.

"Kalau Kota Baubau mereka sudah bermohon disiapkan benih pengganti. Sedangkan di beberapa kecamatan di Konsel mereka minta dilakukan pembenahan terhadap irigasi utamanya, kan jebol dia meluap akhirnya masuk ke sawah petani," terangnya.

Kemudian kata Rusdin, ada juga beberapa yang memilih mengatasi sendiri benih dan genangan airnya, namun mereka meminta alat pertanian untuk pengolahan ulang.

"Kalau kita di provinsi sekarang ada brigade Alsintan jadi kalau mereka butuh silahkan bersurat ke Distanak Sultra, nanti alatnya kita kirim kesana untuk membantu mengolah kembali lahan yang terkena banjir. Tahun lalu alsintan itu kita berikan ke kelompok tani, tahun ini kita rubah mekanismenya, supaya semua dapat kita simpan di provinsi. Jadi kalau ada kelompok yang minta silahkan pinjam pakai," pungkasnya. (C)