Pemprov Sultra Tambahkan Dua Kabupaten Ini Jadi Rujukan Perhitungan Angka Inflasi 2024

  • Reporter: Israwati
  • Editor: Dul
  • 03 Jan 2024
  • 2810 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) menambahkan dua Kabupaten yang akan dipantau indeks harga konsumen (IHK) nya yaitu Kabupaten Kolaka dan Konawe pada 2024 ini.

Hal ini dilakukan sebagai strategi Pemprov Sultra untuk terus menekan inflasi di Bumi Anoa. Dengan ditambahkannya dua kabupaten ini maka kedepannya yang akan menjadi rujukan perhitungan angka inflasi yakni Kota Baubau, Kota Kendari, Kolaka dan Konawe.

Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto mengatakan pencapaian angka inflasi di Sultra per Desember 2023 menunjukkan angka yang signifikan yaitu 2,58 persen yang sebelumnya relatif cukup tinggi.

Capaian ini, kata Andap tentunya merupakan hasil kerjasama semua pihak, termasuk media.


"Sebagai informasi awal di 2024 ini, semula kita hanya dua kota saja yang menjadi representasi didalam hitungan angka inflasi. Tetapi untuk tahun ini akan ada tambahan dua kabupaten yang lain, pertama Kolaka dan kedua adalah Konawe," ucap Andap usai mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi secara virtual di ruang Pola Kantor Gubernur Sultra, Rabu (3/1/2023).



Melihat kondisi geografis dan kondisi karakteristik masing-masing wilayah tentunya Pemprov menyiapkan satu langkah yang cermat, sehingga pihaknya dapat menyikapi inflasi ini. 

Apalagi untuk 2024 ini angka inflasi sudah ditentukan berkisar 1,5 persen - 3,5 persen per tahunnya. 

"Ini menjadi tantangan kita bersama untuk mewujudkan kerjasama yang lebih baik untuk mengendalikan inflasi di tempat kita (Sultra)," bilang mantan Kapolda Sultra ini.

Kemudian lanjut Andap, terdapat beberapa komoditas yang turut andil didalam tingginya inflasi diantaranya cabai rawit, beras, angkutan udara, rokok kretek filter dan mobil.


Sementara itu, Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti menyebut langkah yang diambil Pemprov Sultra dalam menekan angka inflasi sudah benar, terlebih menggunakan data-data BPS.

"Melihat kemarin seperti apa, kemudian komoditas mana yang sangat bergejolak di Sultra, beras, gula pasir, minyak, cabai rawit, bawang merah. Itulah nanti komoditas yang kita upayakan ditanam disini (Sultra), jadi kalau solusi BPS sih memberikan informasi komoditas apa yang sedang menyumbang. Jadi sudah ditindaklanjuti oleh pak Pj," bebernya. (Adv)