Pasangan LA-IDA dan Ruksamin-Sjafei Kahar "Saling Serang" di Debat Cagub Kedua

  • Reporter: LM Ismail
  • Editor: Dul
  • 02 Nov 2024
  • 2663 Kali Dibaca

KOLAKA, KERATONNEWS.CO.ID – Suasana memanas dalam debat calon gubernur (cagub) putaran kedua ketika dua pasangan calon Lukman Abunawas - La Ode Ida (LA-IDA) dan Ruksamin-Sjafei Kahar, terlibat "saling serang".

Debat yang diselenggarakan di salah satu hotel di Kabupaten Kolaka berfokus pada tiga tema utama, yakni kesejahteraan, peningkatan kapasitas SDM dan infrastruktur yang berkualitas, Jumat (1/11/2024). 

Sejak awal debat, kedua pasangan terlihat berupaya mempertajam visi dan misi masing-masing, dengan beberapa momen sengit ketika kritik dilontarkan satu sama lain salam sesi tanya jawab. 

Paslon LA-IDA menyampaikan bahwa di Kabupaten Konawe Utara merupakan daerah yang memiliki sumber potensi mineral tertinggi hingga mencapai 45 persen untuk kandungan ore nikelnya. Namun menurutnya, hal itu tidak berbanding lurus dengan kondisi yang ada di Konawe Utara, sebab angka kemiskinan masih tinggi. 

"Tidak sebanding dengan pertumbuhan ekonomi dan kondisi kesejahteraan masyarakatnya. Anggka kemiskinan di Konawe Utara masih tinggi. Data yang ada Konawe Utara termasuk 5 besar kabupaten yang pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan tinggi," ujarnya. 

Sehingga dirinya mempertanyakan kinerja Ruksamin selaku Bupati Konawe Utara 2 periode tersebut, mengapa masalah kesehatan tidak mengalami peningkatan bahkan pabrik atau smelter tidak terbangun di daerah ini. 

Pertanyaan tersebut kemudian dicounter Ruksamin, sebab menurutnya pertumbuhan ekonomi di Konawe utara mengalami peningkatan sejak dirinya menjabat sebagai bupati Konawe Utara di tahun 2016.

"Pertumbuhan ekonomi di Konawe Utara itu meningkat Bapak sejak saya menjadi Bupati daru tahun 2016 sampai dengan sekarang. Siapag yang bilang turun, nanti saya liatkan angka-angkanya," ucapnya. 

Sedangkan terkait dengan pembuatan pabrik atau smelter di Konawe Utara, ia menjelaskan bupati tidak memiliki kewenangan disitu. Namun soal mempermudah izin (mempermudah investasi), dirinya sudah melakukannya bahkan hingga sampai ke negeri china dan korea. 

Berbeda dengan tahun 2019 ke bawah di saat masa pemerintahan Lukman Abunawas masih menjadi Bupati dan Wakil Gubernur. Di mana Kewenangan izin pertambangan masih dipegang oleh pemerintah daerah. 

"Beda dulu ketika Bapak (Lukaman Abunawas) masih jadi bupati, Bapak yang keluarkan IUP dan masih Bapak pegang kewenangannya. Bisa juga saya bertanya, kalau sebelumnya kira-kira seperti saya masih Bapak, kenapa sebelumnya masih seperti itu," tuturnya. 

Merespon tanggapan itu, Lukman menyampaikan bahwa pernyataan Ruksamin sangat kontradiktif. Sebab menurutnya saat menjadi bupati ia membuktikan kepada masyarakat dengan menghadirkan 3 smelter. 

"Saya berhasil buktikan pada masyarakat, padahal potensi sumber daya mineral untuk nikel hanya kurang lebih 17 persen," jelasnya. 

Sehingga sangat disayangkan, potensi sumber daya mineral yang saat ini telah mencapai 45 persen belum bisa dimanfaatkan dengan mengajak perusahaan-perusahaan besar untuk berkomitmen berinvestasi di Konawe Utara. 

Hal ini terjadi, karena menurutnya, program yang dijalankan oleh Ruksamin belum menyentuh kepentingan dan kepercayaan investor. 

"Bagaimana dia bisa membangun smelter, sehingga masyarakat bisa manfaatkan. Ini karena kebijakan pemerintah yang tidak konek," ungkapnya. 

Dan menurutnya ini satu kelalaian besar bagi seorang pemimpin yang tidak bisa membuktikan potensi dirinya. (B)