Marak Penyebaran Virus Jembrana pada Sapi di Sultra, Distanak Datangkan Vaksin Dalam Waktu Dekat

  • Reporter: Israwati
  • Editor: Dul
  • 14 Okt 2024
  • 3019 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID- Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sulawesi Tenggara (Sultra) segera mendatangkan vaksin virus jembrana untuk kemudian dibagikan ke peternak sapi di Sultra.

Pengadaan vaksin ini dilakukan mengingat sudah banyak sapi di beberapa kabupaten di Sultra terkontaminasi virus jembrana diantaranya Bombana, Konawe Selatan (Konsel), Konawe Utara (Konut), Kolaka Timur (Koltim) dan daerah lainnya. Sedangkan untuk wilayah Kepulauan sampai saat ini belum ada laporan.

Kepala Distanak Sultra, La Ode Muhammad Rusdin Jaya mengatakan bahwa beberapa waktu lalu Sultra mendapatkan 15.000 dosis vaksin yang telah di distribusikan ke daerah-daerah. Kemudian untuk jumlah vaksin yang akan didatangkan ini pihaknya belum mengetahui pasti. Hanya saja diharapkan jauh lebih banyak dari sebelumnya.

"Untuk jumlahnya kami belum tahu pasti. Yang lalu kami sudah distribusikan 15.000 dosis vaksin, mudah-mudahan nanti lebih banyak dari itu. Kemarin kami sudah mendapatkan informasi dari Kementerian Pertanian dalam waktu dekat akan turun lagi yang akan kita bagikan ke semua peternak di Sultra," ujarnya Senin (14/10/2024).


"Tapi oleh Pj Gubernur, dan juga Sekda sudah memerintahkan kepada kami (Distanak) untuk mengusulkan juga pengadaan vaksin sendiri karena kalau menunggu kementerian lama. Jadi nanti kita akan bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), kemudian penyalur vaksin yang benar-benar direkomendasikan oleh kementerian karena ini sifatnya sudah urgensi," tambahnya.

Terkait maraknya penyebaran virus jembrana pada hewan ternak sapi tersebut, Rusdin mengimbau para peternak di semua sentra produksi untuk berhati-hati dalam menjaga kesehatan dan kebersihan hewan ternaknya masing-masing.

Bahkan hewan ternak tersebut bila perlu tidak ada interaksi dengan hewan ternak dari tempat lain karena potensi penyebaran jembrana dinilai cukup masif dan cepat.


"Kita berharap tidak ada interaksi dulu dengan hewan-hewan yang dari tempat lain. Kita lokalisasi dulu daerah-daerah yang berpotensi dan bisa menular. Kita jaga jangan sampai itu tertular secara cepat karena proses kematian sapi yang terkena virus jembrana ini cepat sekali yaitu dalam waktu 3 hari," terangnya.

Rusdin juga meminta masyarakat Sultra agar tidak panik, sebab daging sapi yang terkena virus jembrana masih bisa dikonsumsi oleh manusia selama kondisinya masih baik.

"Bisa dikonsumsi selama kondisinya masih baik. Kan dalamnya hancur, jadi dipisahkan dulu. Daging yang bagus masih bisa dikonsumsi dan itu tidak beresiko terhadap manusia," tegasnya. (Adv)