Distanak Sultra Tingkatkan Kesejahteraan Petani Melalui Program READSI

  • Reporter: La Niati
  • Editor: Dul
  • 09 Des 2024
  • 2353 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID - Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus berupaya meningkatkan kesejahteraan petani.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah program Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling Up Initiative (READSI).

"READSI sangat bermanfaat bagi Dinas Pertanian di tingkat kabupaten dan kota dalam hal ini Kabupaten Konawe, Konsel, Kolaka, Bombana, dan Kolaka Utara yang merupakan lumbung pertanian Sultra untuk memberdayakan para petani di daerahnya," ungkap Kepala Bidang Penyuluhan Distannak Sultra Dr. Mazhfia Umar beberapa waktu lalu.


Dikatakan, kehadiran Program READSI turut mendukung program utama Kementerian Pertanian dengan mendorong Kelembagaan Ekonomi Petani, juga menjadi bagian dari program pembangunan pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara. Terutama dalam hal peningkatan kedaulatan pangan dan penguatan ekonomi lokal melalui pemberdayaan petani miskin. 

Ia mengatakan READSI  merupakan program yang sangat strategis yang telah berjalan selama 5 tahun sejak pertama kali dicanangkan dan mendapatkan perpanjangan pelaksanaan kegiatan selama 1 tahun 8 bulan, dengan tujuan mendorong lembaga membantu petani mencapai kedaulatan pangan dan penguatan ekonomi lokal melalui pemberdayaan petani miskin.


“Kegiatan READSI Provinsi Sulawesi Tenggara mencapai realisasi anggaran sebesar 93% atau sekitar Rp.6.307.723.756, dari total anggaran NPHD Rp. 7.097.462.000,-,” jelas Mazhfia Umar.

Ia menuturkan,  sekarang salah satu isu aktual adalah mahalnya harga beras di hampir seluruh penjuru Indonesia yang bila dicermati tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan petani. 

"Ini menjadi catatan kita semua sebagai lembaga yang menaungi persoalan ini di mana seharusnya ketika harga beras naik makin banyak juga petani kita yang sejahtera tapi faktanya tidak seperti itu,” katanya.


Penyebab dari tidak sinkronnya hal tersebut, lanjutnya,  salah satunya adalah panjangnya mata rantai perdagangan beras yang mengakibatkan petani tidak bisa menikmati produksi beras yang dijual dengan harga tinggi.

Ia berharap program READSI bisa membekas dan bermanfaat dalam kesejahteraan petani lokal Sultra yang pada akhirnya akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional. (ADV)