Beri Pembinaan ASN Lingkup Kemenag Sultra, Sekjen Tekankan Lima Budaya Kerja Kemenag

  • Reporter: La Niati
  • Editor: Dul
  • 03 Agu 2024
  • 2939 Kali Dibaca

KENDARI,KERATONNEWS.CO.ID - Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, H. Muhammad Ali Ramdhani didampingi Kakanwil Kemenag Sultra, H. Muhamad Saleh memberikan pembinaan bagi ASN lingkup Kemenag Sultra, Sabtu (3/8/2024).

Berlangsung di Aula Kanwil Kemenag Sultra, Pembinaan ASN diikuti para pejabat Administrator Kanwil Kemenag Provinsi Sultra, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/Kota se Sultra, Ketua Tim Kerja, Pejabat Fungsional dan Pelaksana pada Kanwil Kemenag Sultra, Pejabat Pengawas, Kepala Madrasah dan Kepala KUA Kabupaten/Kota se Sultra.

Sekjen Ali Ramdhani, menekankan lima budaya kerja Kemenag yang menjadi pegangan bagi seluruh ASN Kemenag. Menurutnya, Gerakan Kemenag Sultra Action (Adaptif, Cekatan, Tekun, Inovatif, Optimis, Nyata) dibawah kepemimpinan Kakanwil H. Muhamad Saleh merupakan bentuk elaborasi dari Lima Budaya Kerja Kemenag. 

Dirinya berharap lima budaya kerja ini bukan sekedar hafal dikepala, tapi terjewantahkan melalui perilaku. Lima budaya kerja tersebut diantaranya intergritas, profesionalitas, inovasi, tanggungjawab dan keteladanan. 

"Integritas adalah keselarasan antara hati, pikiran, perkataan dan perbuatan yang baik dan benar. Elaborasi dari nilai-nilai integritas yang harus menjadi bagian inti dari kita adalah kejujuran. Bangunlah kehidupan diatas kejujuran, karena kejujuran adalah kunci keberhasilan," ungkapnya. 

Orang yang memiliki integritas menurut Ali Ramdani, adalah orang yang disiplin. Disiplin adalah sikap selalu tepat waktu dan taat pada aturan-aturan yang berlaku. 

Ali Ramdhani melanjutkan, Nilai budaya kerja kedua adalah profesionalitas, dimana seseorang dalam melakukan aktifitas sesuai dengan ilmu dan kemampuannya. Menurutnya, jika suatu pekerjaan diberikan pada seorang yang bukan ahlinya, maka tunggu saja kehancurannya. 

"Kita saat ini tengah menghadapi turbulensi atau dinamika yang luar biasa. Ketika kita mencanangkan diri sebagai seseorang yang profesional, maka kita harus menjadi bagian dari waktu. Kekuatan kita untuk menjadi profesional adalah belajar. Karena, berhenti belajarnya seorang ASN, adalah kematian hakiki dari profesinya sebagai orang yang melayani umat," imbuhnya. 

Nilai budaya kerja ketiga adalah inovasi, yang berkaitan dengan terobosan-terobosan baru yang memudahkan orang lain. Salah satunya, kata Ali Ramdhani adalah transformasi digital yang diterapkan di bawah kepemimpinan Gusmen. 

"Lebih baik sedikit berbeda, daripada sedikit lebih baik. Melakukan cara yang berbeda itu penting, diferensiasi. Jika anda tidak dapat melakukan yang terbaik, lakukanlah dengan cara yang berbeda sepanjang tidak mengakibatkan hina," tutur Ali Ramdhani. 

Kemudian, tanggungjawab sebagai nilai keempat, dimana ASN tidak hanya memiliki tanggungjawab secara administratif, namun juga tanggungjawab sebagai bentuk penghambaan kepada sang Khalik. 

Terakhir, nilai keteladanan dimana  ASN memiliki sikap rendah hati, melayani dan menebar kebaikan dimanapun. Senantiasa menjadi contoh yang baik bagi orang lain.

"Manusia terbaik adalah manusia yang bisa memberikan kontribusi terbaik bagi sesamanya. Apapun yang kita bicarakan, itu menjadi tak penting sepanjang tidak ada aksi. Satu aksi nyata lebih bermakna dari jutaan retorika," tutup Ali Ramdhani. (C)