33 OPD dan 11 Kecamatan di Kendari Ikut Lomba Mosolori

  • Reporter: Israwati
  • Editor: Dul
  • 08 Mei 2024
  • 2666 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID- Kota Kendari merayakan usianya yang ke-193 dengan semarak melalui beragam kegiatan. Salah satu kegiatan yang menarik perhatian adalah lomba makanan tradisional atau yang dikenal dengan sebutan "Mosolori", dimana sagu menjadi bahan utamanya.

Dalam lomba ini, peserta diajak untuk mengolah sagu menjadi makanan pokok lengkap dengan menu tambahan seperti ikan dan sayuran, menggambarkan kekayaan kuliner tradisional daerah tersebut.

Partisipasi dalam Lomba Mosolori cukup tinggi, dengan 33 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan 11 Kecamatan di Kota Kendari turut serta. Hal ini menunjukkan antusiasme yang besar dari berbagai pihak untuk ikut serta dalam merayakan perayaan penting bagi kota mereka. Para peserta menampilkan kreativitas dan keahlian mereka dalam mengolah bahan makanan lokal menjadi hidangan lezat yang memikat.

Pengawasan langsung dilakukan oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari dan Sekretaris Daerah (Sekda) untuk memastikan kelancaran dan kualitas acara. Mereka menyaksikan dengan seksama berbagai jenis makanan tradisional yang dipamerkan oleh para peserta, memberikan dukungan serta apresiasi atas keberagaman kuliner yang ada di Kota Kendari.

Pj Wali Kota Kendari, Muhammad Yusup berharap melalui lomba ini, keberadaan dan keunikan makanan tradisional sagu tetap terjaga dan terus dikembangkan oleh masyarakat setempat.

“Dengan lomba mosolori, Kota Kendari tidak hanya merayakan usianya yang ke-193, tetapi juga mempromosikan kekayaan budaya dan kuliner tradisionalnya,” ungkapnya.

Bahkan menurut Yusup kegiatan semacam ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana untuk mempererat tali persaudaraan antar warga dan melestarikan warisan budaya lokal.

“Acara semacam ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana untuk mempererat tali persaudaraan antar warga dan melestarikan warisan budaya lokal yang berharga,” bebernya.

Dewan juri Lomba Mosolori terdiri dari para profesional di bidang kuliner, Tim Penggerak PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga), serta perwakilan dari lembaga adat setempat, seperti Lembaga Adat Tolaki.

Kehadiran juri yang beragam, diharapkan penilaian terhadap kualitas dan keaslian makanan tradisional menjadi lebih komprehensif dan berimbang. (C)