Pekan Ini, Bawang Merah dan Sayur Mayur di Baubau TUrun Harga

  • Reporter: Bardin
  • Editor: Dul
  • 02 Agu 2023
  • 2885 Kali Dibaca

BAUBAU, KERATONNEWS.CO.ID – Beberapa komoditas dan kebutuhan dapur serta bahan pokok khususnya Bawang dan Sayur mayor mulai mengalami penurunan harga. Pekan ini, memasuki awal bulan Agustus 2023 harga bawang merah yang semula mencapai Rp 45 Ribu per kilogram mulai berkisar Rp 20 ribu per kilogram.

Menurut Ibu Nuriana, sejak akhir Juli 2023 beberapa harga bahan pokok khususnya sayur dan bawang sudah mengalami penurunan harga. Salah satu sebabnya adalah pasokan yang mulai banyak. 

“Harga sudah mulai turun karena sudah banyak pasokan yang masuk. Sebagian besar dari luar Kota Baubau. Sebelumnya kita kurang stok Karena waktu itu bertepatan dengan Idul Adha.

Setelah itu pasokan mulai banyak harga jadi turun,” kata ibu Nuriana Rabu (2/8/2023).

Selain Bawang, kisaran harga sayur dan tomat juga mengalami penurunan. Khusus untuk pasokan tomat sebagian besar berasal dari Daerah Wakuli perbatasan Buton dan Buton Utara.

Wa Naana, seorang penjual sayur dan tomat mengatakan, selama ini pasokan sebagian besar dari luar daerah. Pihaknya hanya membeli dari agen pemasok yang hadir di Pasar Wameo. 

“Untuk harga tomat sekarang kita belinya sekitar Rp 8000 per kilo. Sebelumnya bisa sampai Rp 20 Ribu,” katanya.

Sama halnya dengan pasokan sayur yang terpantau padat. Stok sayur bukan hanya berasal dari luar Baubau. Petani lokal Baubau juga memberi kontribusi bagi jumlah pasokan sayur di pasar Wameo.

Ibu Nia, seorang ibu rumah tangga yang ditemui di kawasan pasar Wameo menuturkan, saat ini harga sayuran juga turun. 

“Sebelumnya kita beli kangkung satu ikat Rp 5 Ribu. Sekarang kita bisa dapat 3 ikat dan kadang kadang 4 ikat Rp 10 Ribu,” ujarnya.

Informasi yang diperoleh dari para agen pemasok beberapa jeni sayur di pasar Wameo.

Pihaknya bekerja sama dengan petani dan agen di lapangan untuk suplay bahan baku. 

Baharudin, salah seorang pemasok sayur mengaku hanya mendistribusi sayuran kepada para pengecer di pasar dengan system borong. 

“Kita sudah kerjasama dengan pelanggan yang mau mengecer. Kalau di lapangan kita juga komunikasi dengan petani dan agen di lapangan. Kadang kadang kita panen sendiri,” kata Baharudin. (A)