Musim Haroa, Penjual Kue Tradisional Buton Diserbu Pembeli Untuk Isi Talang

  • Reporter: Bardin
  • Editor: Dul
  • 07 Okt 2023
  • 2754 Kali Dibaca

BAUBAU,KERATONNEWS.CO.ID – Tradisi masyarakat Buton setiap bulan tidak terlepas dari kegiatan keagamaan yang telah berlangsung sejak masa kesultanan. Namun, diantara banyak tradisi keagamaan, Bulan Rabiul Awal yang dikenal sebagai bulan Maulid selalu menjadi perhatian. 

Pasalnya, bulan ini masyarakat adat Buton selalu memperingati Maulid nabi Muhammad hingga ke tingkatan keluarga yang dikenal dengan ‘Haroa Maludhu’.
Momen ini juga menjadi kebahagiaan tersendiri bagi sebagian warga yang berprofesi sebagai produsen dan penjual kue tradisional Buton. Mereka mendapatkan berkah dari banyaknya pesanan warga yang akan melaksanakan haroa.

Hal ini dibenarkan Saleha, salah seorang penjual Kue Tradisional Buton di Pasar Wameo. Ia mengaku, sejak awal bulan maulid sudah mulai banyak pembeli yang datang mencari kue tradisional. Bahkan, lebih dari itu tak sedikit juga yang sudah memesan lebih awal sebelum jadwal Haroa dilaksanakan.

“Musim Maulid ini kita kewalahan, banyak yang antri membeli kue isi talang. Seperti Bolu, Baruasa, cucur, onde-one, kalo kalo dan banyak lagi yang pesan. Semua dicari untuk isi talang,” kata Saleha.

Tak tanggung tanggung, penghasilan selama setiap bulan Maulid dan bulan bulan setelahnya penghasilan mereka berlipat ganda. Pasalnya, saat ini masyarakat sebagian besar sudah tidak mau repot untuk membuat sendiri dirumah.

Wa Nini, seorang pengunjung warga Bone-Bone mengatakan, dahulu masyarakat masih senang untuk membuat sendiri. Tapi sekarang sudah dipesan langsung. Meskipun sebagian masih senang untuk membuat sendiri semua keperluan haroa.

“Mungkin karena supaya cepat, jadi mereka langsung pesan. Selain cepat, juga bisa menghemat waktu dan tidak merepotkan keluarga. Kan sama saja, yang dijual juga semua mengerti kue yang dimaksud untuk isi talang,” ujar Wa Nini.

Ashar, salah seorang pemuda Baubau menilai, tradisi budaya dan adat yang merangkai kegiatan keagamaan memiliki banyak makna positif. Bahkan, ia menilai kegiatan ini dapat mengembangkan nilai ekonomi masyarakat.

“Disatu sisi, tradisi Haroa ini memberikan pembelajaran akan nilai nilai agama dan budaya. Dan disisi lain, ada nilai tambah untuk sektor ekonomi.

Masyarakat yang memiliki UMKM bisa membaca peluang untuk menambah penghasilan,” kata Ashar Sabtu (7/10/2023).

Untuk diketahui, Haroa Maludhu atau maulid Nabi Muhammad SAW bagi masyarakat Buton dimulau dari 12 malam bulan hingga menjelang akhir bulan Maulid. Sehingga idealnya berlangsung selama sekitar pekan. Kegiatan ini diawali dengan Goraana Opu dna Diakhiri dengan Maludhuna Hukumu. (A)