- Advertorial
- 7 jam yang lalu
Kasus Stunting Di Kota Kendari Menurun
- Reporter: Israwati
- Editor: Dul
- 30 Jan 2023
- 2347 Kali Dibaca

Pj Wali Kota Kendari. Asmawa Tosepu. Foto : Isra, Keratonnews.co.id
KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID- Angka kasus stunting di Kota Kendari menurun 4,5 persen selama 2022.
Tercatat pada 2021 kasus stunting mencapai 24 persen, dan mengalami penurunan menjadi 19,5 persen di 2022.
Penjabat Wali Kota Kendari, Asmawa Tosepu mengatakan penurunan angka stunting ini karena konsistensi Pemerintah Kota Kendari melakukan edukasi dan mengingatkan masyarakat terkait pencegahan stunting khususnya yang akan menikah.
Bagi klaster calon pengantin (Catin) disarankan untuk melakukan penambahan protein, sedangkan klaster kedua adalah ibu hamil dan yang terakhir adalah anak bayi di bawah 2 tahun.
Ia juga menyampaikan, potensi sumber protein di Kota Kendari sangat tersedia seperti Ikan, telur, ayam bahkan sampai daging.
Tentu saja melimpahnya sumber makanan itu menjadi penopang untuk memenuhi gizi masyarakat Kota Kendari dalam menangani kasus stunting.
"Makanya kita terus sosialisasi untuk betul betul bisa memanfaatkan potensi yang kita miliki dalam rangka penurunan stunting dan Alhamdulillah penurunan 4,5 itu merupakan salah satu prestasi bagi Pemkot Kendari," ungkap Asmawa.
Bahkan Pemkot Kendari terus mendorong dan memaksimalkan penurunan angka stunting pada tahun 2023 sesuai dengan instruksi presiden republik Indonesia (RI) Joko Widodo.
Di mana pihaknya akan mengupayakan angka stunting di Kota Kendari di tahun 2023 ini bisa menyentuh angka 14 persen.
"Ada intervensi terhadap APBD untuk penurunan stunting yang dilakukan oleh OPD terkait. Maka saya pikir angka 14 persen itu bisa kita capai di tahun 2023 ini," bebernya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB (DPPKB) Kota Kendari Jahuddin mengatakan penurunan angka stunting berkat kolaborasi berbagai sektor, mulai dari tenaga kesehatan, OPD hingga tim percepatan penurunan stunting Kota Kendari.
"Terutama Wali Kota yang selalu mewanti-wanti menggerakkan semua potensi kekuatan tenaga untuk menurunkan angka stunting," katanya, Senin (30/1/2023).
Dimana dalam menurunkan kasus stunting tersebut, pihaknya melakukan intervensi gizi spesifik, yakni intervensi yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan.
Serta intervensi gizi sensitif, yakni intervensi pendukung untuk penurunan kecepatan stunting, seperti penyediaan air bersih dan sanitasi.
"Intervensi spesifik yang dilakukan oleh tim kesehatan misalnya penyebabnya karena sakit langsung diobati atau karena kurang gizi langsung diberikan asupan. Nah untuk pencegahan itu dilakukan oleh dinas teknis dengan memberikan edukasi dan pendampingan terus-menerus kepada masyarakat, memberikan asupan gizi yang cukup termasuk kepada ibu-ibu hamil untuk melakukan pencegahan," jelasnya.
Ia juga menyampaikan, di tahun 2023 ini Pemkot berupaya akan menurunkan kasus stunting hingga 15 persen.
Kata dia, selain menggunakan metode penurunan stunting seperti di tahun-tahun sebelumnya, pihaknya bakal melakukan pendampingan bagi kasus anak stunting sebagai percepatan penurunan stunting di Kota Kendari. (B)