Ini Komoditi Unggulan Tanaman di Sultra, Ada Kelapa Sawit Hingga Cengkeh

  • Reporter: Israwati
  • Editor: Dul
  • 29 Agu 2023
  • 2968 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID- Ini beberapa komoditi unggulan tanaman di Sultra.

Untuk komoditi unggulan tanaman perkebunan diantaranya kelapa sawit, kakao, mete hingga cengkeh. Sementara untuk tanaman hortikultura, cabai dan bawang.

Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra, La Haruna mengatakan sejumlah tanaman itu terus dilakukan pengembangan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, khususnya para petani.

Bahkan beberapa komoditi tersebut telah diekspor ke berbagai daerah hingga ke luar negeri.

Untuk produksi selama tahun 2022, kakao menempati posisi utama komoditi dengan produksi terbanyak di Sultra yakni sebanyak 104.649 ton.

Kemudian disusul Jambu Mete sebanyak 36.285 ton, Cengkeh 13.438 ton dan Kelapa Sawit 8.467 ton.

"Kelapa sawit dan kakao ini sudah mulai ekspor," kata La Haruna saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (29/8/2023).

Untuk pengembangan kelapa sawit, Haruna menyebut sudah dikembangkan di beberapa daerah daratan Sultra.



Diantaranya berada di Kabupaten Kolaka, Kolaka Timur (Koltim), Kolaka Utara (Kolut), Konawe, Konawe Selatan (Konsel) dan Muna yang saat ini sudah mulai produksi.



Kemudian mulai perluasan pengembangan di Kabupaten Muna Barat (Mubar).

Sementara itu, Sekretaris Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra, La Ode Syaifudin mengatakan Sultra masuk 3 besar produksi mete tingkat nasional.

Bersama dengan Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Namun dari 3 daerah besar ini, produksi mete di Sultra masih relatif kecil.

Ia menyebut hal itu lantaran upaya peremajaan terhadap pohon mete masih sedikit. 

"Mete di Muna, Buton ini sudah relatif tua. Kami sudah beberapa kali minta pemilik pohon untuk lakukan peremajaan, tapi susah, mungkin karena untuk tumbuh kembali itu lama prosesnya," ucapnya.

Selain mete, produksi kakao di Sultra juga semakin menurun setiap tahunnya.

Hal itu terjadi karena kemungkinan para petani kakao beralih ke komoditi lain yang lebih cepat dan tinggi menghasilkan keuntungan.

"Kakao harganya turun, mungkin karena kualitasnya juga yang turun karena serangan hama, dibandingkan dengan daerah lain," bebernya.

Walaupun demikian, ia mengaku pihaknya tetap melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada para petani untuk terus mengembangkan tanaman komoditi unggulan tersebut. (Adv)