Dinas Perkebunan Sultra Kembangkan Tanaman Hortikultura di Beberapa Daerah

  • Reporter: Israwati
  • Editor: Dul
  • 07 Jun 2023
  • 2496 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID- Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) kembangkan tanaman hortikultura di beberapa kabupaten kota di Sultra.

Tanaman holtikultura yang dikembangkan oleh para petani binaan Dinas Perkebunan ini diantaranya bawang merah, tomat dan cabai.

Pengembangan tersebut sebagai salah satu dalam rangka menangani inflasi di Sultra, yang saat ini angka inflasi gabungan dua kota di Sultra yakni Kendari dan Bau-bau secara Y-on-Y sekira 4,80 persen, masih lebih tinggi dari inflasi nasional yakni 4,00 persen.

Termasuk menangani kekurangan dan kelangkaan bibit sayuran tomat, bawang merah dan cabai. 



Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra, La Haruna mengatakan kelangkaan tersebut menjadi pemicu harga bawang, cabai, dan tomat melambung tinggi di pasaran.

Apalagi permintaan masyarakat akan kebutuhan komoditas tersebut cukup tinggi, khususnya di wilayah pertambangan di Sultra, tentu menjadi penyebab inflasi.

"Seperti harga bawang merah sempat mencapai Rp80 ribu per kilo, sekarang harganya di pasaran sudah mulai turun jadi Rp20 ribu per kilo. Kalau di petani Rp10 ribu per kilo," ungkapnya saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (7/6/2023).



Pengembangan hortikultura yang dimulai sejak Februari 2023 lalu itu baru dilaksanakan di Kabupaten Buton. Direncanakan selanjutnya akan dilaksanakan di Konawe Selatan (Konsel), Kolaka, Kolaka Timur dan Konawe.

Bahkan program pengembangan ini terus diupdate setiap tahunnya, dimana bibit-bibit tanaman hortikultura tersebut diperoleh melalui pengadaan dari APBD maupun bantuan pusat.

"Tahun ini sudah berjalan dan tahun depan juga akan dimulai. Perkembangannya ya sekarang petani banyak yang panen," ucapnya.

"Seperti pengembangan bawang merah, tomat dan cabai memang cocok dikembangkan di Buton, itu ada di Kecamatan Sampolawa dan Kapuntori, dengan lahan seluas 100 hektar. Petani disana cukup antusias bahkan sudah terbentuk kelompok tani binaan kami, ada sekira 100 orang," tambahnya.

Dikatakannya, hasil pertanian tersebut kebanyakan dipasarkan di Kota Kendari dan Baubau, selain disebarkan ke daerah kabupaten lainnya. (Adv)