Ini Daerah Langganan Karhutla di Sultra, Ada Bombana di Susul Koltim

  • Reporter: Israwati
  • Editor: Dul
  • 13 Nov 2023
  • 2649 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID- Ini daerah di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang sering mengalami Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).

Dari data yang dihimpun Dinas Kehutanan (Dishut) Sultra, hampir setiap tahun di daerah ini menjadi  langganan Karhutla, yakni Kabupaten Bombana dan Kolaka Timur (Koltim).

Apalagi, kondisi di dua daerah tersebut memicu terjadinya Karhutla. Seperti halnya di Bombana yang memiliki padang savana yang luas. Sedangkan Koltim terdapat lahan gambut.

Kepala Satuan Tugas (Kasat) Pengamanan Hutan Dishut Sultra, Muliadin mengatakan kedua daerah itu sering terjadi Karhutla sebab banyak memiliki titik hotspot atau titik panas.

"Yang paling banyak titik hotspot nya itu di Bombana, sebetulnya di sana (Bombana) banyak masuk wilayah Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai tapi walaupun masuk di wilayah mereka, kami tetap melakukan koordinasi, termasuk," ungkap Muliadin saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (13/11/2023).

Kata dia, sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan Karhutla pihaknya juga rutin melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) terkait data titik hotspot terupdate dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk dijadikan bahan pemantauan di lapangan.

Namun jika sifatnya telah terjadi kebakaran, yang ditemukan pada saat patroli pengawasan oleh Polisi Kehutanan (Polhut) maka akan dilakukan kegiatan pemadaman. 
Juga melakukan koordinasi dengan KPH, dan Dishut melalui laporan titik hotspot, dan koordinat Karhutla.



"Kalau kebakaran itu sudah ada, kita bersama-sama turun melakukan pemadaman bersama," ucapnya.
Hanya saja, dalam proses penanganan Karhutla ia bilang pihaknya sering mengalami kendala dari sarana prasarana yang belum memadai atau tidak sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) dan juga anggaran operasional.

Sehingga selama ini pihaknya hanya menggunakan peralatan seadanya seperti pompa punggung.

"Jadi kalau kami melakukan pemadaman, hanya menggunakan alat-alat yang kami miliki, yang seadanya. Bahkan masih dibawah standar. Harusnya memang kita sudah punya sarana prasarana yang sesuai SOP, misalnya seperti mobil pemadam," bebernya.

"Makannya selama ini yang kami banyak lakukan itu yang tadi, kita melakukan antisipasi mengimbau seluruh stakeholder terkait di seluruh kabupaten kota melalui surat arahan pencegahan Karhutla yang ditujukan ke Bupati/Wali Kota.

Kemudian ditindaklanjuti dengan sosialisasi, jadi kami lebih banyak ke pencegahan," jelasnya menambahkan. (Adv)