Cegah Terjadinya Karhutla, Dishut Gencar Lakukan Koordinasi di Daerah Rawan

  • Reporter: Israwati
  • Editor: Dul
  • 06 Jun 2023
  • 2366 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID- Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus melakukan koordinasi dan sinkronisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di seluruh Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang ada di Sultra.

Kepala Bidang Perlindungan Hutan Dishut Sultra, Rafiudin A mengatakan KPH di masing-masing wilayah bertugas melakukan patroli termasuk bidang perlindungan hutan dalam rangka pengendalian kebakaran hutan dan lahan.

Dengan melakukan pengecekan titik hotspot atau titik panas berdasarkan pembacaan satelit.

"Nah dari situ menjadi acuan KPH kita untuk melakukan pengecekan lapangan titik hotspot. Jadi mereka melakukan kegiatan patroli, kita dibidang tinggal melakukan koordinasi dan sinkronisasi bagaimana teman-teman di KPH melakukan pengecekan titik hotspot itu," ungkapnya saat ditemui di ruangan kerjanya, Selasa (06/6/2023).

Koordinasi tersebut telah dilakukan pihaknya di KPH Tina Orima di Kabupaten Bombana pada Rabu, 31 Mei lalu.

Saat pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi itu, pihak KPH Tina Orima telah melakukan patroli pengecekan titik hotspot. 

"Dan kebanyakan titik hotspot di Bombana kebanyakan di Taman Nasional Rawa Aopa. Dan itu menjadi kewenangan mereka (Taman Nasional), kita ini ada pembagian-pembagian. Di Tina Orima itu di wilayah mereka juga, tapi sebagain masuk wilayah KPH. Jadi yang menjadi konsen kita yang ada di wilayah KPH itu sendiri," jelasnya.

Ia menyebut, berdasarkan titik hotspot, wilayah KPH di Sultra yang menjadi daerah rawan terjadinya Karhutla adalah Bombana dan Konawe Selatan (Konsel).

Meskipun pun Bombana menjadi daerah yang rawan, namun kata dia kebanyakan masuk dalam wilayah Taman Nasional Rawa Aopa.

"Kegiatan sinkronisasi ini tinggal kita kondisikan dengan wilayah-wilayah yang rawan kebakaran hutan dan lahan," katanya.                   


"Disamping itu menjadi tanggung jawab di masing-masing KPH, walaupun kita dibidang ini terbatas untuk masuk di wilayah wilayah KPH, tapi masing-masing KPH ini aktif melakukan ground cek pengendalian kebakaran hutan dan lahan," tambahnya.

Termasuk juga melakukan pembinaan-pembinaan kepada masyarakat setempat, sosialisasi dan juga pemasangan tanda-tanda larangan melakukan pembakaran. Utamanya, didalam kawasan hutan.

"Kan kebanyakan sekarang kegiatan masyarakat itu kan perkebunan. Terkadang mereka membakar lahan itu untuk membersihkan kebunnya sehingga diberikan pemahaman kepada masyarakat agar senantiasa menjaga itu, jangan sampai apinya menyebar ke kawasan hutan," beber mantan Kepala KPH Gularaya Konsel ini.

Sementara itu, Pengendali Ekosistem Hutan Dishut Sultra, Nurmin menjelaskan Bombana masuk daerah rawan terjadinya Karhutla karena di daerah tersebut terdapat vegetasi savana alang-alang.

"Sepanjang jalan kalau kita menuju Bombana dari Taman Nasional Rawa Aopa itu, Desa Tatangge sampai menuju Lantari Jaya perbatasan Kabupaten Bombana, kanan kiri jalan itu savana. Jadi kalau misalnya musim kemarau pengendara motor tanpa sengaja membuang puntung rokok langsung terbakar," tutupnya. (Adv)