- Advertorial
- 2 minggu yang lalu
Kelurahan Punggaloba Kasus Tertinggi Stunting di Kota Kendari
- Reporter: Israwati
- Editor: Dul
- 14 Apr 2023
- 2250 Kali Dibaca

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Kendari, Jahuddin. Foto : Isra, Keratonnews.co.id
KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID- Kelurahan Punggaloba, Kecamatan Kendari Barat merupakan kelurahan di Kota Kendari yang alami kasus tertinggi stunting 2023.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Kendari, Jahuddin usai meluncurkan gerakan Orang Tua Asuh di Balai Kota Kendari, Kamis (13/4/2023).
Ia menyebut Kelurahan Punggaloba Kecamatan Kendari Barat dengan total kasus 25 anak stunting.
Berdasarkan data hasil survei status gizi kesehatan Indonesia (SSGI) yang dilakukan tahun 2022, Kota Kendari berada di angka 19,5 persen di bawah rata-rata nasional yakni 21,6 persen.
Sedangkan jumlah stunting saat ini berdasarkan elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (EPPGBM) yang dilakukan Pemkot Kendari sebanyak 365 anak.
Ia juga menyampaikan, 365 anak ini secara terus menerus dilakukan pendampingan oleh tim pendamping keluarga yang ada di masyarakat.
Termasuk dengan hadirnya gerakan orang tua asuh yang telah dibentuk oleh Pemkot Kendari untuk memberikan advokasi edukasi secara terus menerus kepada masyarakat.
Selama pendampingan kepada 365 anak ini, Jahuddin menyebut ada penurunan dimana tinggal angka yang masuk dalam prioritas pertama untuk batita (bayi tiga tahun) yakni tersisa 105 anak.
"Kita berharap dengan adanya gerakan orang tua asuh ini bisa sesegera mungkin kita turunkan angka stunting di kota Kendari," ungkapnya.
Dengan capaian angka stunting di 2022 yakni 19,5 persen tersebut, menurut Jahudding tentu Pemkot tidak boleh berpuas diri dengan angka itu.
Namun secara terus-menerus harus memaksimalkan ikhtiar untuk mencapai target penurunan angka stunting di 14 persen pada tahun 2024 mendatang.
Diharapkan pula melalui dapur sehat atasi stunting (Dashat) ditingkat lapangan ini bersifat stimulus yang memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mengolah makanan berkearifan lokal, meski nilainya murah tapi kandungan gizinya cukup.
"Kita berharap di rumah tangga secara terus-menerus memberikan asupan makanan yang sehat kepada keluarganya terutama yang beresiko stunting," pungkasnya. (C)