- Advertorial
- 1 minggu yang lalu
Bupati Bombana Sampaikan Aspirasi Petani ke Menteri Pertanian: Tiga Persoalan Utama Jadi Sorotan
- Reporter: La Niati
- Editor: Dul
- 22 Sep 2025
- 8671 Kali Dibaca

Bupati Bombana, Ir. H. Burhanuddin bersama Menteri Pertanian. Foto: Schreshot
BOMBANA, KERATONNEWS.CO.ID – Bupati Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara, Ir. H. Burhanuddin menyampaikan langsung sejumlah persoalan strategis kepada Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman. Dalam pertemuan tersebut, Bupati menekankan tiga hal utama yang dianggap penting untuk mendapat perhatian pemerintah pusat demi peningkatan sektor pertanian di daerah.
"Izin dari kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Izin Pak Menteri ada tiga hal yang kami pertanyakan," ungkap Ir. H. Burhanuddin kepada Menteri Pertanian.
Pertama, Bupati Bombana, Ir. H. Burhanuddin menyoroti potensi besar tanaman kelapa di Kabupaten Bombana. Hingga saat ini, hasil kelapa dari wilayah tersebut hanya sebatas diekspor dalam bentuk mentah tanpa adanya industri pengolahan di dalam daerah. Menurutnya, jika ada pabrik pengolahan kelapa yang dibangun di Bombana, maka nilai tambah ekonomi dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, sekaligus membuka lapangan kerja baru.
“Kabupaten Bombana memiliki potensi kelapa yang sangat besar, tapi selama ini hanya keluar dalam bentuk bahan mentah. Kami berharap ada perhatian dari pemerintah pusat agar bisa menghadirkan industri pengolahan kelapa di daerah,” ujarnya.
Kedua, Bupati Bombana juga menyampaikan terkait pengelolaan lahan sawah. Berdasarkan data, Bombana memiliki sekitar 13.000 hektar lahan sawah, namun sampai hari ini baru sekitar 20 persen yang benar-benar diolah. Kondisi ini dinilai sangat disayangkan mengingat Bombana berpotensi menjadi salah satu lumbung pangan di Sultra bila didukung dengan infrastruktur dan sarana pertanian yang memadai.
“Dari total 13 ribu hektar sawah, baru 20 persen yang dimanfaatkan. Kami butuh dukungan penuh agar produktivitas pertanian bisa maksimal,” ujar Ir. H. Burhanuddin.
Ketiga, isu yang paling hangat adalah keluhan para petani terkait kebijakan Bulog. Menurut laporan yang diterima Bupati Bombanar, saat ini Bulog sudah tidak lagi membeli gabah atau beras dari petani Bombana karena kuota pembelian dianggap penuh. Hal ini membuat harga gabah mulai mengalami fluktuasi dan merugikan petani.
“Petani kita, khususnya petani sawah, saat ini sedang mengeluh karena Bulog sudah tidak lagi membeli gabah akibat kuotanya habis. Akibatnya, harga gabah di tingkat petani mulai berfluktuasi. Kami berharap pemerintah pusat bisa segera mencarikan solusi agar hasil panen petani kita tetap terserap dengan baik,” jelasnya.
Menangapi hal itu, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa pembelian gabah petani oleh Bulog akan jalan terus.
"Memang karena semangat kerja, tidak ada istilah kuota habis, harus jalan terus. Kalau perlu menyurat lagi," singkat Menteri Pertanian. (C)