Tradisi Adat Warisan Leluhur Bagian Dari Indikator Keberhasilan Pembangunan

  • Reporter: Bardin
  • Editor: Dul
  • 22 Agu 2023
  • 2623 Kali Dibaca

BAUBAU, KERATONNEWS.CO.ID – Sebagai eks Pusat Kesultanan Buton, Kota Baubau masih menyimpan banyak tradisi warisan leluhur yang terlupakan. 

Bukan karena hilang, namun tradisi itu tak pernah diperkenalkan kepada generasi muda karena berbagai factor.

Salah satunya tradisi Warisan Leluhur Kagasiano Liwu yang ada di kelurahan Labalawa. Tradisi ini bahkan telah ‘tertidur’ selama lebih 60 tahun.

Menurut Pemerhati Budaya Safaruddin salah satu dari masyarakat adat Labalawa yang berdiam di puncak Kota Baubau, Kagasiano Liwu ini beberapa kali ingin dimunculkan namun selalu gagal. 



“Banyak Penyebab yang membuat rencana ini gagal, utamanya kurangnya keterlibatan generasi muda.

Sekarang ini karena banyak kalangan generasi muda yang mulai paham maka mereka mendorong kegiatan ini dilaksanakan. Apalagi Ketua adat menyambut baik dan memberi restu,” kata Safaruddin.

H. Idrus Taufiq Saidi, Kepala Dinas Pariwisata Kota Baubau juga sepakat jika masyarakat menggali nilai nilai kearifan lokal yang ada. Apalagi jika kegiatannya menarik dan mampu menjadikan sebuah momen destnasi wisata. 

“Inilah bukti bahwa masih banyak kearifan lokal yang belum diketahui oleh generasi muda.

Apalagi dari luar daerah. Untuk itu kepedulian para tokoh adat dan kalangan orang tua sangat penting dalam memperkenalkan kepada generasi muda,” kata Idrus Taufiq.

Beberapa agenda tradisi adat yang kerap dijadwalkan secara rutin di Kota Baubau, akhirnya dijadikan sebagai kalender budaya setiap momen HUT Kota Baubau. Tradisi ini sudah turun temurun dilaksanakan. Hanya saja, sebagian besar generasi muda tidak memahami lebih dalam makna dibalik kegiatan adat. 



“Untuk itulah tradisi yang ada di masyarakat harus diberi ruang untuk tetap dilaksanakan dan mendapat dukungan pemerintah,” Kara Saharudin K warga lainnya.

Dr. Dahrul Dahlan, Kepala Bappeda Baubau menyampaikan apresiasi dan mendukung jika kegiatan adat diagendakan khusus setiap tahun. 

“Karena ada dalam perencanaan pembangunan yang tidak hanya mengarah pada pembangunan fisik. Namun hal hal non fisik termasuk tradisi adat dan heritage juga menjadi indicator keberhasilan pembangunan,” kata Dahrul Dahlan. (A)