Pemprov Sultra Bersama Mahasiswa Bahas Penanganan Inflasi dan El Nino

  • Reporter: La Niati
  • Editor: Dul
  • 31 Okt 2023
  • 2724 Kali Dibaca

KENDARI,KERATONNEWS.CO.ID - Gejolak inflasi, tingginya harga gas Elpiji serta masalah el nino kini menjadi perhatian penting pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Bahkan, dalam upaya meredam itu semua, beragam langlah telah dilakukan. 

Kini, untuk mengedukasi masyarakat akan permasalahan yang ada, Pemprov Sultra yang diwakili Plh. Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra, Yuni Nurmalawati, yang juga selaku Asisten II Bidang Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Setda Sultra menerima audiensi organisasi masyarakat/kemahasiswaan dan instansi vertikal bertempat, Senin (30/10/2023).

Dalam arahan Plh. Sekda Sultra, Yuni Nurmalawati, mengaku berterima kasih atas sikap pengawasan dari unsur mahasiswa, namun Pemprov Sultra menyarankan bahwa koreksi dalam menjalankan pemerintahan ada yang ingin dipertanyakan atau ada yang tidak dimengerti agar disampaikan dengan cara yang elegan.

"Mari kita diskusikan. Apalagi, Pemerintah Daerah tidak pernah menutup diri untuk berdiskusi. Disini  kami juga akan memberikan penjelasan terhadap jalannya Pemerintah yang belum di pahami oleh orang luar atau dari adik-adik mahasiswa," kata Yuni.

Sementara itu, Asisten 1 Setda Sultra, Suharno mengatakan, ada tiga hal yang dibahas dalam diskusi tersebut yaitu inflasi, dampak El-Nino dan kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg. Masalah ini diperlukan pemahaman bagi para mahasiswa atau organisasi masyarakat terkait. Apa yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah dan apa yang akan dilakukan ke depan menyikapi tiga hal tersebut. 



"Untuk inflasi, terdapat dua lokasi yang menjadi titik pantauan Pemprov yaitu Kota Kendari dan Kota Bau-bau. Mengingat hal yang terjadi di dua kota ini mempengaruhi inflasi di Sultra dan langkah-langkah yang dilakukan pemerintah daerah dalam waktu yang lalu," jelasnya. 

Salah satu Ketua Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Kendari, Muhammad Alamsyah, mengaku, kehadirannya di Kantor Gubernur Sultra guna menyampaikan  aspirasi dan pendapat terkait kondisi terkini, inflasi, kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg dan El-Nino. Karena ini menyangkut hajat orang banyak untuk keseluruhan. 

Dikatakan, tugas dalam organisasi kemahasiswaan sebagai pengontrol dari kebijakan-kebijakan daerah. Dimana terdapat ungkapan bahwa organisasi kemahasiswaan tidak senang dengan predikat Sultra sebagai daerah inflasi tertinggi di Indonesia. Terkait dengan inflasi, tentu bisa dipahami peristiwa ekonomi yang mengakibatkan kenaikan harga secara terus-menerus.



"Kemudian terkait kelangkaan gas elpiji saya ingin mempertegas bahwa kebijakan yang dikeluarkan Kepala Dinas ESDM sudah sangat baik, sehingga perlu dipastikan distribusi gas elpiji tidak boleh tertahan, apa lagi kemudian ada penimbunan atau pelaku tengkulak jalur pendistribusian Elpiji tidak boleh ada terjadi lagi," ujarnya.

Selain itu, terkait El-Nino, kondisi Sultra  saat ini memang sangat panas. Karenanya kesulitan ekonomi tentu tak  boleh terjadi. Apalagi Sultra masih dalam program penanganan stunting, tentunya kenaikan harga beras, kenaikan berbagai kebutuhan bahan pokok, perlu ditekan. Hal ini juga bisa dilakukan dengan rutin menggelar pasar murah hingga ke tingkat desa se Sultra.

Asisten II Setda Sultra, Yuni kembali menegaskan bahwa beberapa waktu lalu dibawah pimpinan Pj. Gubernur Sultra selaku Ketua TPID, apa yang disarankan telah lebih dulu disampaikan oleh Pj. Gubernur menyikapi kelangkaan Gas Elpiji, sehingga ini dalam waktu dekat akan kembali normal.



Selanjutnya untuk rekomendasi pasar murah, Pemprov Sultra juga telah mengimbau seluruh Kabupaten/Kota untuk melakukan pasar murah, sebulan dua kali.  

Kadis Perindag Sultra, Siti Saleha mengatakan, ada belanja tidak terduga yang telah digunakan untuk  memberikan stimulus kepada masyarakat.  

"Kemarin (Jumat dan Sabtu) kami juga sudah melakukan pasar murah dan kami akan programkan di kabupaten/kota lain. Pemprov Sultra tentu akan selalu melakukan upaya-upaya untuk pengendalian inflasi," ucapnya.



Di tempat yang sama, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Ari Sismanto mengatakan, yang paling penting dipahami bahwa inflasi tahun kalender akan menentukan berapa besar inflasi di Sultra. Sebab bila dibandingkan tahun sebelumnya pada September 2022, inflasi tahun kalender saat ini masih relatif kecil. 

"Semoga capaian ini bisa terus kita pertahankan dan inflasi ke depan bisa terus menunjukkan penurunan," harapnya. (Adv)