- Advertorial
- 6 jam yang lalu
Kondisi SDN 70 Kendari Memprihatinkan, Perpustakaan Digunakan untuk Ruang Belajar
- Reporter: La Niati
- Editor: Dul
- 30 Jan 2023
- 2215 Kali Dibaca

Salah satu gedung SDN 70 Kendari yang rusak. Foto: La Niati, Keratonnews.Co.Id
KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID - Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari langsung turun meninjau kondisi Sekolah Dasar (SD) Negeri 70 yang sudah memprihatinkan dan membahayakan siswa.
Kondisi SDN 70 Kendari tersebut pertama kali disampaikan oleh Lembaga Aliansi Penida dan Pelajar (AP2) Sultra kepada Pj Walikota Kendari, Asmawa Tosepu beberapa waktu lalu. Ia pun kemudian langsung meninjau kondisi sekolah dan menyampaikan akan menganggarkan rehab sekolah.
"Terkait dengan sarana dan prasarana sekolah SDN 70 Kendari akan menjadi perhatian khusus Pemkot Kendari," jelasnya.
Tak sampai di situ, AP2 Sultra kemudian melayangkan surat aduan kepada DPRD Kendari Nomor 23.092/AP2-Sultra/XI/2023. Pada hari ini, Senin (30/1/2023), anggota Komisi III DPRD Kendari turun meninjau kondisi sekolah, yang turut hadir Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari, Saemina.
Ketua Komisi III DPRD Kendari, LM Rajab Jinik mengungkapkan setelah ditinjau di lapangan, SDN 70 Kendari bukan hanya kondisi gedung tetapi juga permasalahan lahan yang belum selesai. Pihaknya meminta Dikbud untuk koordinasi dengan BPN untuk turun mengukur dan membayarkan sisa lahan warga.
"Selama ini Pemkot sudah ada inisiatif untuk membangun gedung tetapi ada masalah lain. Ada salah satu warga yang sudah menghibahkan tetapi masih ada sisa lahan yang belum diselesaikan oleh Pemkot," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dikbud Kendari, Saemina mengaku pihaknya menggelontorkan anggaran untuk pembangunan sekolah tersebut, namun karena lahan sekolah masih bermasalah sehingga pembangunan dibatalkan.
"Kita akan selesaikan dulu pembebasan lahan, baru kita lanjut infrastruktur," jelasnya.
Di tempat yang sama Kepala SDN 70 Kendari berharap pasca peninjauan Pj. Walikota Kendari dan DPRD Kendari segera ada realisasi untuk pembangunan sekolah, mengingat kondisi ruangan belajar yang sudah penuh.
"Ruangan kelas yang siap ada lima, untuk mengatasi kekurangan ruangan, kami terpaksa membagi ruangan perpustakaan untuk digunakan sebagai ruang kelas," ungkapnya.
Ia juga berharap, Pemkot segera membangun gedung untuk Wc, karena kondisinya saat ini sudah tidak lagi digunakan.
"Wc sangat kami butuhkan karena kondisinya sudah rusak dan retak, siswa dan guru takut untuk menggunakan. Untuk buang air besar harus pulang di rumah masing-masing," pungkasnya. (A)