Sejumlah Potensi Pariwisata Sulawesi Tenggara Tahun 2025

  • Reporter: Israwati
  • Editor: Dul
  • 19 Feb 2025
  • 2980 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID - Desa wisata Wasuemba hingga Limbo Bungi menjadi potensi pariwisata di Sulawesi Tenggara (Sultra) pada tahun 2025.

Potensi desa wisata ini terus didorong serta dikembangkan oleh pemerintah provinsi untuk meraih Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) mendatang.

Kepala Dinas Pariwisata Sultra, Belli Tombili mengatakan dalam meningkatkan sektor pariwisata Sultra ke depannya akan diarahkan pada pengembangan serta nilai jual wisata bahari.

"Karena dari Kementerian Pariwisata telah memetakan untuk wilayah Sultra lebih kearah wisata bahari, utamanya desa-desa di pinggir laut yang memiliki keunikan dan daya jual yang tinggi," ujarnya.

Ia berharap di tahun ini ada wisata yang dapat menggantikan pesona Labengki, sebab wisata tersebut telah menjuarai anugerah ADWI dengan meraih peringkat I.

Harapan lainnya yakni potensi desa wisata yang telah masuk dalam 100 besar di ADWI tersebut pada tahun lalu, di 2025 ini mampu bersaing di 50 besar dengan wisata lainnya di Indonesia.

Adapun potensi desa wisata tersebut diantaranya Desa Wasuemba di Buton, Desa Gaya Baru Waburi Park di Buton Selatan, dan Desa Limbo Bungi di Baubau.

"Untuk Desa Wasuemba ini memiliki keunikan laut dan juga terumbu karangnya yang terjaga secara alami, ditambah lagi kawasan adatnya yaitu Kaopo tempatnya konservasi ikan," terangnya.

Untuk Desa Gaya Baru keunikannya yaitu ada taman yang didesain sangat indah untuk menikmati keindahan laut Buton Selatan dan untuk menikmati sunset atau matahari terbenam. 

Sedangkan untuk Limbo Bungi menawarkan keindahan kawasan mangrove yang masih terjaga secara alami, bahkan disebut seperti sungai Amazonnya Sultra.

Belli menjelaskan, untuk di Desa Wasuemba, Dispar bakal mengadakan pelatihan pengelolaan hasil laut serta pengelolaan homestay, sedangkan Waburi Park Desa Gaya Baru akan mengadakan kalender event Sultra.

"Dalam mendorong potensi sektor pariwisata Sultra tentunya harus membutuhkan peran serta kolaborasi semua pihak, agar wisata tersebut bisa masuk dalam ADWI," tutupnya. (C)