Gaungan Konsisten di Meja Parlemen Soal Jembatan Muna-Buton Kini Menembus Pintu Kementrian

  • Reporter: LM Ismail
  • Editor: Dul
  • 16 Jul 2025
  • 8123 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID - Pembangunan jembatan penghubung Muna -Buton sebentar lagi bukan sekedar menjadi wacana belaka. Pasalnya, Mentri PUPR Ir. Dody Hanggodo baru-baru ini meninjau secara langsung titik lokasi pembangunannya.

Datangnya Mentri PUPR di titik lokasi pembangunan menjadi sinyal kuat bahwa perjuangan selama ini bakal segera dikabulkan dan menjadi kabar gembira bagi masyarakat.

Gaungan konsistensi dari para wakil rakyat dalam menyuarakan proyek strategis ini akhirnya mulai mengetuk pintu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Desakan demi desakan yang datang dari anggota DPR RI, khususnya yang berasal dari daerah pemilihan Sulawesi Tenggara, yakni Ir. Ridwan Bae yang merupakan Wakil Ketua Komisi V memperlihatkan komitmen kuat dalam memperjuangkan infrastruktur penghubung dua wilayah.

Bukan waktu yang singkat, sejak digagasnya mantan gubernur Sultra ke-6, La Ode Kaimoeddin, jembatan penghubung Muna-Buton ini sudah menjadi hal yang menurutnya layak diperjuangkannya. 

Hal ini dibuktikannya sejak tahun 2014 awal dirinya menjadi anggota DPR RI dengan terus menyuarakan di meja parlemen hingga  tahun 2025 ini.

"Sejak tahun 2014 menjadi anggota DPR RI saya sudah mengawal kegiatan ini dan saya tidak pernah berhenti. Mulai dari mentri yang lama sampai yang baru. Saya selalu sampai dalam rapat komisi maupun yang lain, bahkan saya pernah ketemu 4 mata hanya untuk sampaikan ini," ujarnya kepada media ini saat dikonfirmasi melalui sambungan whatsapp, Selasa (15/7/2025).  


Terlebih hal ini sejalan dengan semangat  dan pemikiran Gubernur Sultra Andi Sumangerukka, begitu juga dengan para bupati yang terhubung dengan daerahnya. Sehingga menjadikan harapan ini semakin besar dan sedikit ringan untuk diperjuangkan, sebab dilakukannya secara bersama-sama.

Jembatan Muna-Buton telah lama menjadi harapan masyarakat dua kabupaten tersebut. Selain untuk meningkatkan konektivitas, pembangunan jembatan ini diyakini akan membuka peluang ekonomi baru, mempercepat distribusi logistik, dan mendukung pertumbuhan kawasan timur Indonesia.

"Jembatan ini menjadi harapan masyarakat, karena jembatan penghubung Muna-Buton ini bisa dapat menghubungkan 7 kabupaten mulai dari, Muna, Muna Barat, Buton Tengah, Buton, Kota Baubau, Buton Selatan dan Buton Utara," ungkapnya.

Targetnya, jika jembatan penghubung Muna-Buton ini nantinya terealisasi maka harapannya jembatan penghubung Muna-Kendari juga dapat dibangun untuk dapat menghubungkan seluruh kawasan Se-Sulawesi.

 "Harapannya kita itu bukan saja tersambung di 7 Kabupaten tapi di seluruh kawasan Sulawesi,  sehingga diperlukan juga jembatan penghubung Muna Kendari. Jika itu terjadi maka 81 kabupaten yang ada di Sulawesi, 73nya bisa dilalui mobil tanpa kapal feri dan harkat martabat ekonomi Sulawesi bisa terangkat khususnya Sultra," ucapnya.

Namun kata dia masyarakat perlu bersabar, mengingat pembangunan jembatan ini memerlukan anggaran yang besar, yakni Rp14 triliun dan teknologi yang canggih. Sebab jembatan ini ditargetkan memiliki panjang 2.969 meter tanpa tiang penyangga.

Olehnya, pemerintah memiliki tugas berat untuk meyakinkan pemerintah pusat  manfaat dari pembangunan jembatan ini. Terlebih kondisi negara saat ini masih dalam efisiensi anggaran. 

Sehingga kemungkinan, pemerintah pusat bakal mengupayakan dengan mencari bantuan dana dari luar negeri.

"Sebagaimana pernyataan menteri PUPR, Dody bakal mengupayakan dana bantuan lunak dari luar negeri," katanya.

Dengan semangat kolektif dari parlemen, pemerintah daerah, dan masyarakat, perjuangan mewujudkan Jembatan Muna-Buton kini memasuki babak baru. Jalan panjang memang masih harus ditempuh, tapi gaungnya sudah menggema hingga pusat kekuasaan. (C)