Belum ada komantar dalam berita ini
Breaking News
- Pj. Gubernur Sultra: Selamat Memperingati Hari Pers Nasional ke-79
- PT. Pernick Sultra Serahkan dan Resmikan Puskesmas Pembantu di Desa Binaannya
- Dukung Swasembada Pangan, Sulawesi Tenggara Siapkan 38.129 Ton Pupuk Subsidi di 2025
- Sekda Sultra: Fisik Surat Usulan Pengangkatan Gubernur dan Wakil Gubernur Diantarkan Hari Ini ke Presiden
- Cuaca Ekstrem Jadi Sebab Pohon Tumbang di beberapa Jalur Jalan Kota Baubau
BMKG Imbau Warga Update Informasi Cuaca Saat Mudik Lebaran

Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Kendari, Sugeng. Foto : Isra, Keratonnews.co.id
KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kendari memprediksi tinggi gelombang laut di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami peningkatan.
Prediksi kenaikan gelombang ini bakal berlangsung selama7 hari kedepan.
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Kendari, Sugeng mengatakan prediksi kenaikan gelombang ini, utamanya di perairan selatan Sulawesi Tenggara yakni dari selatan Kabaena sampai ke timur laut Banda.
"Gelombang laut mulai hari ini sampai satu minggu ke depan kelihatan ada kenaikan tinggi gelombang," ungkapnya usai menghadiri apel gabungan terkait kesiapan angkutan laut mudik lebaran Idul Fitri 2023 di Pelabuhan Bungkutoko, Senin (10/4/2023).
Dikatakannya, hal tersebut kemungkinan terjadi karena ada dampak Siklon di wilayah selatan Indonesia atau antara negara Australi, sehingga meningkatkan tinggi gelombang yang ada di perairan Sultra.
Untuk keamanan penyebrangan selama mudik, masyarakat diimbau agar tetap mengupdate atau memperbaharui informasi cuaca di BMKG, salah satunya melalui media sosial BMKG. Sehingga keberangkatan bisa diperhitungkan.
Apalagi bagi para operator kapal, diharapkan untuk selalu mengupdate informasi cuaca sehingga diperjalanan kapal bisa diantisipasi dan lebih dipersiapkan lagi.
"Kalau ada hal-hal yang tidak diinginkan, tidak akan terjadi. Untuk kenaikan tinggi gelombang bukan aman atau tidak, itu yang tahu sebenarnya KSOP. Kan tinggi gelombang dalam 1 meter itu ada yang aman untuk kapal besar seperti Jetliner ini. Tapi kan kalau untuk kapal yang lebih kecil lagi tidak aman," jelasnya.
"Jadi mereka lebih tahu akan teknisnya kapal terhadap potensi gelombang yang ada," pungkasnya. (C)
Reporter : Israwati
Editor : Dul
Editor : Dul