Ritual Kadiuano Liwu Warga Lowu Lowu Diharapkan Memicu Geliat Ekonomi

  • Reporter: Bardin
  • Editor: Dul
  • 07 Jul 2024
  • 2320 Kali Dibaca

BAUBAU, KERATONNEWS.CO.ID-Momen Tahun baru islam 1 Muharaam 1446 H, Masyarakat Kelurahan Lowu-Lowu Kecamatan Lea-Lea menggelar ritual adat Kadiuano Liwu Minggu (7/7/2024). Kadiuano Liwu secara umum dapat diartikan pembersihan / penyucian negeri. 

Kegiatan ini dihadiri Pj Sekretaris Daerah Kota Baubau La Ode Fasikin, SP, M.Si dan turut disaksikan seluruh tokoh masyarakat dan tokoh adat kelurahan Lowu Lowu. Sebuah ritual yang merupakan karakteristik pelestarian alam dan seni. Bahkan, kegiatan ini dijadikan sebagai komitmen bahwa semakin dilestarikan maka akan dapat mensejahterakan masyarakat. 

“Kegiatan seperti ini dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan melestarikan adat budaya dan kearifan lokal. Karena itulah, sebuah kegiatan pelaksanaan adat dan budaya selain memiliki nilai pelestarian budaya, yang tidak kalah pentingnya adalah adanya nilai ekonomi yang terjadi. Hal ini dapat terllihat betapa banyak talang yang disediakan masyarakat yang nilainya tidak kecil,” kata La Ode Fasikin.

Dikatakan, di tanah Buton ini khususnya di Kota Baubau hampir semua wilayah memiliki kegiatan adat dan budaya misalnya kasambu-sambu di Kelurahan Kolese, Tuturangiana Andala dan lainnya termasuk yang di Lowu-lowu ini yaitu ritual Kadiuano Liwu. Ritual ini adalah salah satu bentuk upaya untuk bermohon kepada Allah SWT agar sebagai hamba dan lingkungan atau negeri bisa terhindar dari segala bentuk musibah dan hal-hal buruk lainnya. 

”Melihat antusiasme masyarakat khususnya masyarakat Lowu-lowu tentu ini merupakan bentuk apresiasi masyarakat terhadap kegiatan ritual yang merupakan warisan leluhur kita yang perlu dilestarikan sampai kapanpun,”katanya.

Muhammad Yulianto, seorang pemerhati Budaya dan lIngkungan menyampaikan apresiasi positif terkait kegiatan ini. Ia berharap selain ritual dan seremonial, kegiatan ini juga dapat mendatangkan dan menarik perhatian orang banyak.

“Kalau banyak pengunjung yang menyaksikan ketika ini menjadi agenda rutin, saya kita akan membuka peluang ekonomi bagi masyarakat. Tentunya dapat memicu pergerakan dan pertumbuhan ekonomi di daerah ini sebab semakin banyak maka pertumbuhan ekonomi semakin bergeliat,” kata Muhammad Yulianto.

Untuk itu, pada pelaksanaan-pelaksanaan yang akan datang agar lebih ditingkatkan lagi. Karena itulah inovasi dan promosi sangat diperlukan serta dukungan dari semua pihak untuk merealisasikan hal tersebut. Hal ini dapat menjadi suatu moment wisata tanpa mengurangi nilai-nilai ritual yang dilaksanakan oleh tokoh adat dan tokoh agama. (B)