Haroa Maludhu, Tradisi Bulan Maulid Masyarakat Buton Perekat Silaturahmi

  • Reporter: Bardin
  • Editor: Dul
  • 17 Sep 2024
  • 2996 Kali Dibaca

BAUBAU, KERATONNEWS.CO.ID – Masyarakat Buton memiliki tradisi khusus dalam menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini disebut Haroa Maludhu yang merupakan manifestasi kecintaan kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Kegiatan haroa maludhu di Baubau diawali dengan ‘Goraana Oputa’ yang dilaksanakan pemerintah Kota Baubau dengan menghadirkan Perangkat Masjid Agung Kesultanan Buton. Selanjutnya dibacakan barsanji dengan khusyuk.

Usai Goraana Oputa, peringatan Maulid dilaksanakan di tingkatan keluarga. Waktunya hingga menjelang akhir Bulan Rabiul Awal.

Imran Kudus, salah seorang pemerhati Budaya Buton mengatakan, Maludhu Goraana Oputa menjadi pembuka Haroa maludhu. Di momen ini banyak nilai filosofi yang menjadi pesan.

“Salah satunya selain sebagai bentuk kecintaan kepada Rasulullah, ini juga menjadi momen edukasi bagi masyarakat. disini ada rasa syukur, ada pembelajaran dan ada kebersamaan serta doa dan harapan,” kata Imran Kudus Selasa (17/9/2024).

Salah seorang warga Baubau Bapak La Uga mengaku jika Haroa ini menjadi kebanggaan keluarga. Bahkan, momen haroa ini menjadi penyemangat untuk mencari nafkah. 

“Bagi kita yang sudah melaksanakan Haroa Maludhu setiap tahun, selalu yakin bahwa rezeki akan Allah turunkan. Sehingga setiap mendekati bulan maulid Insha Allah ada rejeki dan kita bisa haroa lagi kalau sudah tiba waktunya,” kata La Uga.

Suhriati, salah seorang ibu rumah tangga menilai banyak makna di momen haroa ini. Makna lain yang dirasakan masyarakat adalah bentuk Salah satunya silaturahmi yang kental disetiap momen haroa maludhu. Pasalnya keluarga dan kerabat akan diundang untuk bersantap bersama setelah mengikuti pembacaan barsanji oleh lebe atau moji.

“Kalau setiap haroa kumpul semua keluarga dan tetangga. Suasananya silaturahminya yang kental. Jadi kita senang kalau sudah musim haroa lagi karena pasti bisa kumpul keluarga besar,” kata Suhriati.(A)