Belum ada komantar dalam berita ini
Breaking News
- Pj. Gubernur Sultra: Selamat Memperingati Hari Pers Nasional ke-79
- PT. Pernick Sultra Serahkan dan Resmikan Puskesmas Pembantu di Desa Binaannya
- Dukung Swasembada Pangan, Sulawesi Tenggara Siapkan 38.129 Ton Pupuk Subsidi di 2025
- Sekda Sultra: Fisik Surat Usulan Pengangkatan Gubernur dan Wakil Gubernur Diantarkan Hari Ini ke Presiden
- Cuaca Ekstrem Jadi Sebab Pohon Tumbang di beberapa Jalur Jalan Kota Baubau
Patung Oputa Yi Koo di Baubau Jadi Destinasi Wisata Baru

Kadis Cipta Karya, Bina Kontruksi dan Tata Ruang Sultra, Martin Efendi Patulak. Foto: Ismail, KN
KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID – Kota Baubau di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra), kembali menarik perhatian dengan destinasi wisata barunya yang memukau, yakni Patung Oputa Yi Koo.
Patung pahlawan nasional asal Sultra ini pengerjaannya baru saja rampung 100 persen dan langsung menjadi pusat perhatian bagi masyarakat banyak khususnya di daerah Baubau.
Hal ini ditandai dengan sudah mulai banyaknya masyarakat melakukan pengambilan gambar patung tersebut menggunakan drone dan membuatkannya dalam bentuk video.
Patung Oputa Yi Koo yang terletak di kawasan pusat kota menggambarkan sosok legendaris dalam sejarah dan budaya Buton. Ia dikenal sebagai salah satu pemimpin besar yang berjasa dalam membangun peradaban dan kebudayaan di wilayah tersebut.
Patung ini dibuat dengan detail yang sangat menawan dan tinggi mencapai 23 meter, sehingga menjadikannya salah satu patung terbesar di Sulawesi Tenggara.
Kepala Dinas (Kadis) Cipta Kary, Bina Kontruksi dan Tata Ruang Sultra, Martin Efendi Patulak mengatakan meski patung ini sedang dalam tahap finishing tapi sudah dapat dinikmati keindahannya dan dimanfaatkannya untuk kembali merefresh pengetahuan tentang sejarah serta menjadi destinasi wisata baru di Kota Baubau.
"Jadi patung tersebut sudah dalam tahap finishing dan sudah dapat dinikmati oleh masyarakat setempat. Selain patung, kami juga membangun museum di bagian bawahnya yang nantinya akan dikelola dan difungsikan sebagai pusat informasi mengenai sejarah dan perjuangan Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi,” ucapnya beberapa hari lalu saat ditemui di ruangan kerjanya.
“Kami tidak melarang masyarakat untuk datang ke sana, karena di sana bisa menjadi tempat wisata, area rekreasi, dan lokasi untuk foto dokumentasi wisata,” sambungnya.
Namun kata dia yang perlu diperhatikan oleh masyarakat yakni terkait kebersihan agar patung tersebut tetap terjaga dan dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang.
“Kami berharap tolong jangan buang sampah sembarangan dan tidak mengotori area yang sudah kita bangun. Dengan menjaga kebersihan dan tidak mengotori wilayah itu maka pemeliharaannya dan kondisi bangunan akan terjaga,” ungkapnya.
Selain menjadi monumen yang memperingati jasa pahlawan nasional dari Sultra, patung ini juga diharapkan dapat menjadi sarana pendidikan bagi masyarakat untuk lebih mengenal sejarah dan pahlawan mereka.
“Kita sekarang banyak monumen semacam itu selain sebagai bahan pelajaran untuk semua orang tetapi juga untuk mengetahui pahlawan kita yang memang selama ini belum banyak dikenal. Dengan adanya pembangunan patung ini, bisa dinikmati oleh masyarakat dan bisa juga di-upload di media sosial, maka otomatis seluruh Indonesia akan kenal siapa itu pahlawan nasional dari Sultra,” tutupnya. (Adv)
Reporter : LM Ismail
Editor : Dul
Editor : Dul