Belum ada komantar dalam berita ini
Breaking News
- Pemprov Sultra Gelar Musrenbang RPJMD 2025-2029 dan Ekspose 100 Hari Kerja Gubernur dan Wakil Gubernur
- ASR Komandoi Percepatan Program Makan Bergizi Gratis di Sultra
- Patrice Rio Capella Jadi Plt Partai Hanura Sultra, HANURA Sultra Siap Laksanakan Musda
- Wakil Gubernur Sultra Pimpin Apel Gabungan ASN, Tekankan Makna Pancasila dan Percepatan Serapan Anggaran
- Hadiri Pelantikan Pengurus DPD PIM Sultra, Hugua : Perempuan Berdaya
Gubernur Sultra Diwakili Karo Kesra Hadiri Perayaan Waisak Sannipata 2569 Buddhis Era

Karo Kesra saat menyampaikan sambutan Gubernur Sultra pada perayaan Waisak Sannipata 2569 Buddhis Era (BE) tingkat Sultra tahun 2025. Foto : Diskominfo Sultra.
KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID– Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukkan komitmennya dalam menjaga kerukunan antar umat beragama dengan menghadiri Perayaan Waisak Sannipata 2569 Buddhis Era (BE) tingkat Sultra Tahun 2025 yang digelar secara khidmat di salah satu hotel di Kendari, Sabtu malam (17/5/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Sulawesi Tenggara, Andi Sumangerukka, menghadiri acara tersebut diwakili oleh Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Karo Kesra) Setda Sultra, Iwan Susanto.
Acara yang dihadiri oleh para Bhikkhu Sangha, Ketua DPRD Provinsi Sultra, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sultra, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sultra, para Ketua Lembaga Keagamaan Buddha, serta tokoh umat Buddha dari seluruh penjuru Sultra itu berlangsung dalam suasana penuh kedamaian dan kekhidmatan.
Dalam sambutan Gubernur Sultra yang dibacakan oleh Karo Kesra Iwan Susanto, menyampaikan ucapan selamat Hari Raya Tri Suci Waisak 2569 BE kepada seluruh umat Buddha di Sulawesi Tenggara dan di mana pun berada.
“Perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak merupakan momen suci untuk memperingati tiga peristiwa agung, yakni kelahiran Pangeran Siddharta Gotama, pencapaian Penerangan Sempurna, dan Parinibbana Sang Buddha,” ujar Iwan membacakan sambutan gubernur.
Gubernur juga mengapresiasi semangat umat Buddha di Sulawesi Tenggara yang tidak hanya memperingati Waisak dengan kegiatan ritual keagamaan, tetapi juga melibatkan diri dalam kegiatan sosial sebagai bentuk kepedulian dan pengamalan ajaran agama.
“Kegiatan ini patut diapresiasi dan menjadi contoh serta inspirasi bagi umat beragama lainnya dalam membumikan nilai-nilai kebaikan dan kebajikan di tengah masyarakat,” ungkapnya.
Mengangkat tema “Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan Mewujudkan Perdamaian Dunia,” perayaan Waisak Sannipata tahun ini diharapkan dapat memberikan pesan moral bahwa perdamaian harus dimulai dari diri sendiri melalui peningkatan kesadaran, pengendalian diri, dan kebijaksanaan dalam bersikap.
Gubernur juga mengajak seluruh umat Buddha di Sultra untuk semakin mendekatkan diri kepada ajaran agama, serta mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
“Selama umat masih berjarak dengan ajaran agamanya, maka tugas para Bhikkhu dan pemuka agama lainnya masih belum selesai. Oleh karena itu, peran tokoh agama sangat penting untuk terus membimbing umatnya,” tegasnya.
Sulawesi Tenggara dikenal sebagai wilayah yang majemuk, dihuni oleh masyarakat dari berbagai latar belakang suku, budaya, dan agama. Namun demikian, kerukunan dan toleransi tetap terjaga dengan baik.
“Sulawesi Tenggara adalah milik kita bersama, bukan milik kelompok, ras, atau agama tertentu. Kita semua memiliki tanggung jawab yang sama dalam menjaga kerukunan dan kedamaian,” ujar Iwan.
Menutup sambutannya, Gubernur menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh umat Buddha atas peran dan kontribusinya dalam pembangunan daerah. Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus mempererat sinergi dalam mewujudkan Sulawesi Tenggara yang maju, aman, sejahtera, dan religius.
“Mari kita jadikan momentum Waisak ini sebagai wahana untuk memperkuat komitmen dalam menjaga persatuan, meneladani nilai-nilai luhur Sang Buddha, serta menebar cinta kasih dan empati kepada sesama,” pungkasnya.
Perayaan Waisak tahun ini tidak hanya menjadi momen spiritual bagi umat Buddha, tetapi juga menjadi ajang mempererat tali persaudaraan lintas agama dan budaya di Bumi Anoa tercinta. (Adv)
Reporter : Israwati
Editor : Dul
Editor : Dul