Logo

Advertorial 29 November 2024 (Dibaca: 1.922 Kali)

Dinas Perkebunan dan Holtikultura Sultra Ungkap Alasan Banyak Pertani Beralih ke Komoditi Sawit

post

Kantor Dinas Perkebunan dan Holtikultura Sultra. Foto: Ismail, KN

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID - Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengungkapkan fenomena meningkatnya jumlah petani yang beralih ke komoditas kelapa sawit. 

Hal ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk potensi keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan komoditas lain, seperti kakao dan jambu mete, yang sebelumnya menjadi andalan daerah ini.

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Perkebunan dan Holtikultura Sultra, Akbar Effendi menyampaikan salah satu alasan utamanya karena sawit  sudah mulai terjangkau pasarannya. 

"Karena salah satunya penghasilan petani sawit itu sudah bisa terjangkau. Sudah bisa dilihat," ujarnya saat ditemui di ruangan kerjaanya beberapa hari lalu. 

Menurutnya, berdasarkan informasi yang didapatkan dilapangan, para petani ini mengatakan dari hasil panem 1 pohon saja sudah bisa membeli kebutuhan pokok. 

"Mereka mengatakan bahwa 1, 2 pohon sawit kita sudh bisa beli bahan pokok sembako. Apalagi kalau 1 hektare, 2 hektare," ucapnya. 

Sedangkan luas lahan sawit petani swadaya di Sulawesi Tenggara saat ini sudah mencapai 13 ribu hektare. 

Akbar menjelaskan, semisal harga TBS yang ditetapkan di 2.500 dengan berat 1 tandanya sekitar 30-40 kg dan dalam 1 pohon bisa mencapai 7-8 tandan kelapa sawit. Sedangkan untuk lahan 1 hektare bisa mencapai 130 pohon. 

Olehnya itu untuk saat ini petani sekarang sudah bisa melihat komoditi mana yang bisa mensejahterakan mereka. Terlebih PKS di Sultra saat ini masih kekurangan bahan baku. 

"PKS ini sekarang berebut hati para petani-petani, khususnya petani swadaya supaya mereka menjual ke PKS mereka. Sehingga mereka memberikan tawaran harga dengan harga yang mereka berikan," ungkapnya. 

"Makanya saya sampaikan tadi bahwa harga yang kita tetapkan itu 2.500 tapi harga dilapangan melebihi itu," katanya. (Adv) 

Reporter : LM Ismail
Editor : Dul
Sidebar Banner
Sidebar Banner
Sidebar Banner
Sidebar Banner

Tinggalkan Komentar