Sekdis ESDM Sultra Hadiri Rakor Pengamanan Pasokan, Harga Pangan Jelang Ramadhan dan Idul Fitri Secara Virtual

  • Reporter: Israwati
  • Editor: Dul
  • 04 Mar 2024
  • 2822 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID- Sekretaris Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Ridwan Bodji  bersama jajaran Pemprov Sultra lainnya mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengamanan Pasokan, Harga Pangan jelang bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri 2024 melalui zoom meeting di Aula Mepokoaso Kantor Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Sultra, Senin (4/3/2024).

Rakor secara virtual ini dilaksanakan serentak diseluruh Indonesia dipimpin langsung oleh Mendagri RI, Tito Karnavian. Dengan tujuan untuk menstabilkan pasokan dan harga pangan saat menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

Dalam arahannya Tito Karnavian mengatakan bahwa perkembangan inflasi di bulan Februari 2024, secara year on year (y-on-y) sebesar 2,75 persen, angka inflasi ini naik dibanding dengan bulan Januari year on year 2,57 persen. Sedangkan inflasi month to month (m-to-m) 0,37 persen dan inflasi year to date (y-to-d) mencapai 0,41 persen.


"Mumpung hari ini ada bapak-bapak gubernur yang hadir, kita rapat dalam rangka menghadapi HBKN yaitu Ramadhan dan juga Hari Raya nantinya. Seperti biasa, pasti akan ada perubahan pola konsumsi pada masyarakat, maka ada hal yang perlu kita antisipasi di tingkat pusat kita melakukan langkah-langkah dan bisa bergulir ke daerah-daerah,” ucap Tito.

Komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga pada minggu kelima Februari yakni beras, cabai merah, minyak goreng, telur ayam ras dan daging ayam ras.

Mendagri menjelaskan, ada sembilan langkah pokok pengendalian inflasi di daerah. Langkah ini dapat menjadi panduan bagi pemerintah daerah (Pemda) untuk mengendalikan inflasi yakni:

Melakukan pemantauan harga dan stok untuk memastikan kebutuhan tersedia, melaksanakan rapat teknis tim pengendalian inflasi daerah, menjaga pasokan bahan pokok dan barang penting.

Melaksanakan pencanangan gerakan menanam, melaksanakan operasi pasar murah bersama dinas terkait, melaksanakan sidak ke pasar dan distributor agar tidak menahan barang.

Berkoordinasi dengan daerah penghasil komoditi untuk kelancaran pasokan, merealisasikan Belanja Tak Terduga (BTT) untuk dukungan pengendalian inflasi, serta memberikan bantuan transportasi dari APBD.


Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi meminta semua kepala daerah baik gubernur dan bupati hingga wali kota se-Indonesia agar melakukan tiga hal dalam upaya menstabilkan harga pangan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 1445 Hijriah.

Pertama, gerakan pangan murah yang bersinergi dengan Perum Bulog dan sejumlah asosiasi pangan yang ada di setiap daerah-daerah.

Kedua, bersinergi dengan tim pengendali inflasi daerah. Lalu ketiga, pemantauan harga pasar, baik pasar induk, pasar tradisional, maupun ritel modern.

"Kemudian tim dari pemerintah pusat lintas kementerian dan lembaga tentunya akan mensupport dan memonitor semua evaluasi ke daerah sehingga nanti masyarakat bisa menjangkau harga dan beribadah (puasa) dengan nyaman,” ucapnya.

Pada panen raya kali ini produksi beras nasional akan cukup tinggi. Diprediksi angkanya mencapai 3-3,5 juta ton. Lebih tinggi dari kebutuhan konsumsi nasional.



Diketahui, panen raya pertama tahun ini akan dimulai pada awal Maret 2024 hingga akhir Maret 2024. Harapannya, serapan hasil panen ini bisa memenuhi stok dan mempengaruhi harga beras di pasaran.

Sementara itu, Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan kenaikan harga di beberapa komoditas yang mungkin terdampak tingginya permintaan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri, seperti tarif angkutan udara, daging ayam ras dan telur ayam ras perlu diwaspadai.

Harga daging, ayam, hingga telur berpotensi meroket, menjelang Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri. Harga tiga komoditas pangan itu kerap naik selama masa hari raya keagamaan, karena faktor musiman berdasarkan catatan BPS.

Ia menyampaikan tiga komoditas itu memberi ancaman inflasi pada masa Ramadan-Idul Fitri 2024 atau Maret dan April, selain harga beras yang masih memberikan tekanan inflasi tertinggi pada Februari 2024. Inflasi beras pada bulan itu mencapai 5,32 persen dengan andil 0,21 persen. (Adv)