Sekdis ESDM Sultra Hadiri Rakor Inflasi Secara Virtual yang Digelar Kemendagri

  • Reporter: Israwati
  • Editor: Dul
  • 05 Agu 2024
  • 2931 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID- Sekretaris Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sulawesi Tenggara (Sultra), Ridwan Bodji mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) pengendalian inflasi di daerah setiap minggunya secara virtual yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Sekaligus Rakor Pengembangan Tanaman Obat Herbal Nasional, bertempat di Ruang Rapat Biro Perekonomian Setda Sultra, Senin (05/08/2024).


Selain Sekdis ESDM, jajaran Pemprov turut hadir dalam Rakor tersebut yakni Sekdis Ketapang, perwakilan BI, BPS dan dinas terkait lainnya.

Rakor secara virtual yang dilaksanakan serentak diseluruh Indonesia tersebut dipimpin langsung oleh Mendagri RI Tito Karnavian. 

Dengan narasumber dari Kementerian atau Lembaga terkait diantaranya Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Deputi III Kepala Staf Kepresidenan, Edy Priyono.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Dirjen Hortikultura Kementan Andi Muhammad Idil Fitri, Kabid Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Epi Sulandari, Tim Menko Kemaritiman dan Investasi.


Mendagri, Tito Karnavian menyebut sejauh ini angka inflasi di tingkat nasional dan beberapa daerah di Indonesia sudah relatif terkendali. Dengan angka inflasi rata-rata nasional year of year sebesar 2,13 persen.

Sedangkan pada perkembangan inflasi month to month terjadi deflasi sebesar -0,18 persen. Apabila dilihat dari pengeluaran atau penyumbang inflasi, sektor makanan, minuman dan tembakau masih menduduki posisi yang relatif terkendali.

Mendagri juga kembali menekankan pentingnya kolaborasi antar pemerintah daerah dan pusat untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.

“Karena inflasi nasional tidak hanya tergantung dari kerja pemerintah pusat tapi kerja dari 552 provinsi, kabupaten/kota. Dengan angka tersebut, ini berarti kolaborasinya sudah cukup baik,” ujarnya.

Wakil Menteri Keuangan RI, Suahasil Nazara mengatakan, bahwa dua tujuan utama yakni pertama, untuk mendorong partisipasi pemerintah daerah dalam mengendalikan tingkat inflasi di daerah masing-masing 

Kedua untuk memberikan penghargaan kepada daerah yang telah berkinerja baik dalam penilaian inflasi di daerah serta juga untuk memacu daerah-daerah lain yang belum mendapat penghargaan agar semakin meningkatkan kinerjanya.


"Inflasi dan deflasi merupakan 2 hal yang harus terus dikendalikan dalam menjaga stabilitas ekonomi suatu negara," ungkapnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini menyampaikan bahwa komoditas cabai rawit dan emas perhiasan menjadi penyumbang utama inflasi pada Juli 2024, dengan tingkat inflasi masing-masing sebesar 14,28 persen dan 1,21 persen.

"Tingkat inflasi untuk komoditas cabai rawit dan emas perhiasan pada Juli 2024 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Inflasi untuk komoditas emas perhiasan ini telah terjadi selama 11 bulan berturut-turut," bebernya. (Adv)