Kepedulian Penaganan Kasus yang Menimpa Anak Indikator Kota Layak Anak

  • Reporter: Bardin
  • Editor: Dul
  • 21 Jun 2024
  • 2070 Kali Dibaca

BAUBAU KERATONNEWS.CO.ID – Keseriusan Pemerintah Kota (Pemkot) dalam mewujudkan Kota Layak anak terus dipersiapkan. Hal ini ditunjukkan dengan kegiatan Seminar Akhir Penyusunan Profil Gender dan Profil Kota Layak Anak Kota Baubau 2024 di aula DP3A baubau.

Asisten 1 Setda Kota Baubau La Ode Aswad, S.Sos, M.Si mengatakan, tersedianya data gender dan anak bisa menjadi bahan untuk menentukan kebijakan selanjutnya. Untuk mencapai itu tidak bisa sendiri tapi butuh kerja bersama sesuai tupoksi masing-masing sehingga data itu bisa dimanfaatkan oleh semua pihak.

“Kita menginginkan datanya sedetail mungkin dan tentunya tetap sesuai kaidah norma penyajian data dan daya laku yang tinggi. Data ini harus memiliki ke-khas-an, ada spesifik kekhususannya. Kalau buka data anak 0-5 tahun ada angkanya, 5-12 tahun ada angkanya tapi kita ingin ada profil datanya itu,” kata La Ode Aswad Jumat (21/6/2024).

Menurut La Ode Aswad, Bukan hanya jumlah data perempuan tapi ada juga jumlah yg berpendidikan sekian, perempuan yang terdampak KDRT sekian. Sehingga ketika melakukan intervensi kebijakan bisa jadi tepat sasaran.

Ditambahkan, Kota Baubau terdiri dari 8 Kecamatan 43 Kelurahan. Kalau ditingkat Kecamatan dirasa berat bisa ke Kelurahan untuk dijadikan pilot project. Misalnya di Kelurahan Karya Baru dijadikan pilot project tentang datanya yang sangat lengkap, dan dibranding. Sehingga, begitu masuk di Kelurahan Karya Baru langsung muncul suasana Kota Layak Anak itu. Nuansanya sudah terasa. 

Kadis DP3A Kota Baubau Abdul Rahman, S.Pd, M.Si menjelaskan, informasi gender dan anak diartikan sebagai data gender dan anak yang telah diolah atau diproses menjadi bentuk yang mengandung nilai dan makna yang berguna. Ini untuk meningkatkan pengetahuan dalam mendukung pembangunan yang responsive gender. Data dan informasi inilah yang kemudian menjadi acuan dalam proses manajemen, pengambilan keputusan, perencanaan, dan akuntabilitas.

“Salah satu produk dari sistem informasi Gender dan Anak kabupaten/kota adalah 'Profil Gender dan Anak' yang diharapkan akan terbit secara berkala guna menyediakan data, informasi yang bermanfaat bagi para pengambil keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil kegiatan secara transparan, efektif dan efisien,” ungkap Abdul Rahman.

Ahmad Samudin, seorang pemerhati sosial menanggapi rencana baik ini. Namun juga harus memperhatikan indicator yang terjadi. Bahwa saat ini di Kota Baubau masih sangat banyak informasi kasus yang dialami anak dibawah umur. Khususnya yang jadi korban kekerasan dan pelecehan seksual.

“Semoga rencana ini juga sejalan dengan keseriusan pemerintah dalam mengawal kasus yang menimpa kalangan anak dibawah umur. Selama ini banyak kasus yang korbannya anak dibawah umur. Termasuk kekerasan seksual terhadap anak,” kata Ahmad Samudin. (A)