Jelang Idul Adha, Produsen Kue Tradisional Buton Mulai Padat Orderan

  • Reporter: Bardin
  • Editor: Dul
  • 09 Jun 2024
  • 2225 Kali Dibaca

BAUBAU,KERATONNEWS.CO.ID – Sepekan menjelang Idul Adha, geliat penjual kue tradisional Buton mulai meningkat. Bahkan, ada yang sejak awal telah memesan pada penjual. Khususnya kue tradisional untuk isi talang haroa.

Haroa adalah tradisi masyarakat Buton yang juga membutuhkan penganan dan kue tradisional. Momen ini juga menjadi kebahagiaan tersendiri bagi sebagian warga yang berprofesi sebagai produsen dan penjual kue tradisional Buton. Mereka mendapatkan berkah dari banyaknya pesanan warga yang akan melaksanakan haroa.

Hal ini dibenarkan Saleha, salah seorang penjual Kue Tradisional Buton di Pasar Wameo. Ia mengaku,  sejak sepekan ini mulai banyak pembeli yang datang mencari kue tradisional. Bahkan, lebih dari itu tak sedikit juga yang sudah memesan lebih awal sebelum jadwal Haroa dilaksanakan.

“Minggu depan sebelum Idul Adha pasti banyak lagi yang datang beli, seperti bulan lain misalnya haroa maulid. Kalau biasanya banyak yang antri membeli kue isi talang. Seperti Bolu, Baruasa, cucur, onde-one, kalo kalo dan banyak lagi yang pesan. Semua dicari untuk isi talang,” kata Saleha di pasar Wameo Minggu (9/6/2024).

Tak tanggung tanggung, penghasilan selama setiap musim haroa penghasilan mereka berlipat ganda. Pasalnya, saat ini masyarakat sebagian besar sudah tidak mau repot untuk membuat sendiri dirumah.

Wa Nini, seorang pengunjung warga Bone-Bone mengatakan, dahulu masyarakat masih senang untuk membuat sendiri. Tapi sekarang sudah dipesan langsung. Meskipun sebagian masih senang untuk membuat sendiri semua keperluan haroa.

“Mungkin karena supaya cepat, jadi mereka langsung pesan. Selain cepat, juga bisa menghemat waktu dan tidak merepotkan keluarga. Kan sama saja, yang dijual juga semua mengerti kue yang dimaksud untuk isi talang,” ujar Wa Nini.

Ashar, salah seorang pemuda Baubau menilai, tradisi budaya dan adat yang merangkai kegiatan keagamaan memiliki banyak makna positif. Bahkan, ia menilai kegiatan ini dapat mengembangkan nilai ekonomi masyarakat.

“Disatu sisi, tradisi Haroa ini memberikan pembelajaran akan nilai nilai agama dan budaya. Dan disisi lain, ada nilai tambah untuk sektor ekonomi. Masyarakat yang memiliki UMKM bisa membaca peluang untuk menambah penghasilan,” kata Ashar. (B)