Angka Stunting Baubau Masih Terkendali dan Dibawah Angka Nasional

  • Reporter: Bardin
  • Editor: Dul
  • 26 Jul 2024
  • 2109 Kali Dibaca

BAUBAU, KERATONNEWS.CO.ID- Angka stunting Kota Baubau saat ini masih jauh dibawah angka nasional, artinya masih sesuai target nasional. Untuk diketahui Angka target Nasional Stunting sesuai RPJMN 2019-2024 adalah maksimal 14%.

Kadis Kesehatan Kota Baubau dr Lukman, Sp.PD mengatakan, point utama dalam penetapan presentase stunting suatu daerah adalah persentase total balita (0-59 bulan) yang diskrining. Sebelum bulan juni 2024 angka stunting fluktuatif diangka Plus minus 8%, dengan total balita yang diukur adalah kurang dari 75%. Namun di Juni 2024 mencapai angka 9%. Di bulan Juni dilakukan Intervensi Serentak Penurunan Stunting (ISPS) dimana total balita yang diukur sampai 95,65%. 

“Dengan kata lain angka stunting naik karena angka balita yang diskrining/diukur juga mengalami kenaikan yang signifikan. Selama ini banyak sasaran balita yang tidak ke terskrining karena tidak ke Posyandu,” kata dr Lukman Jumat (26/7/2024).

Diungkapkan, angka balita stunting yang tampak pada data adalah hasil pengukuran berdasarkan kunjungan balita (0-59 bulan) di Posyandu dengan indikator Tinggi Badan/Panjang Badan terhadap umur. Secara umum banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan berat badan balita dan penambahan tinggi/panjang badan Balita, salah satunya tergantung pada kondisi saat pengukuran dilakukan.

“Misalnya ada tidaknya penyakit yang diderita saat itu, penyimpangan pengukuran, misalnya bayi dalam kondisi menangis/tidak nyaman/berontak hasilnya akan beda dengan bayi dalam keadaan tenang,” tambah Lukman.

Oleh karena itu kondisi hasil pengukuran bayi akan sangat bervariasi, dan hampir di semua pengukuran dan penetapan balita stunting data kumulasinya pasti fluktuatif.

Kota Baubau sendiri mengalami kenaikan dari 26% (SSGI, 2022) menjadi 29,7% (SKI, 2023). Penyebabnya salah satunya adalah angka inflasi kota Baubau yang cukup tinggi yang menyebabkan daya beli masyarakat menurun berakibat pada menurunnya akses pemenuhan gizi keluarga khususnya dari keluarga miskin yang sebagian besar masuk pada keluarga beresiko stunting.

Salah satu antisipasi yang dilakukan, di Kota Baubau oleh TP PKK Kota Baubau yakni pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami tanaman sayur dan buah. Hal ini akan membantu kalangan ibu untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

Ketua TP PKK Kota Baubau Ny Reffiani Dwiatmo mengatakan, pemanfaatan pekarangan yang dilakukan untuk menanam tanaman dan sayur dikenal dengan program kebun dapur ibu atau Kedai.

“Jadi di setiap tingkatan untuk TP PKK membuat program Kebun Dapur Ibu. Ini juga melibatkan seluruh kader termasuk kelompok dasa wisma setiap kelurahan. Ini salah satu upaya untuk mengatasi stunting,” kata Reffiani Dwiatmo. (B)