Penanganan Stunting di Baubau Belum Maksimal

  • Reporter: Bardin
  • Editor: Dul
  • 08 Agu 2023
  • 2695 Kali Dibaca

BAUBAU, KERATONNEWS.CO.ID – Wali Kota Baubau La Ode Ahmad Monianse mengakui jika selama ini berbagai upaya telah dilakukan agar dapat menekan angka Stunting. Selama ini target yang telah dicapai baru mencapai 26 persen dari target 14 persen di tahun 2024. Ia pun menghimbau kepada seluruh stakeholder di daerah agar dapat berperan dan berkontribusi dalam upaya penurunan angka stunting.

Demikian disampaikan Monianse dihadapan para perawat pengurus PPNI dan kader KB se-Kota Baubau Minggu (6/8/2023).

“Sekarang posisi kita di angka 14 persen dan tinggal 1 tahun lagi target kita harus mencapai 14 persen. Ini tantangan berat bagi kita di tengah keterbatasan finansial dan hal lainnya,” katanya.

Meski demikian kata Monianse lagi, berapapun hasil yang diperoleh selama tahun 2022 dalam upaya menurunkan angka stunting. Apalagi banyak factor yang menyebabkan lembatnya penurunan angka stunting. Ia menyebut, selain disebabkan karena factor ekonomi juga karena pengetahuan yang kurang tentang asupan gizi. 

“Jadi stunting bukan hanya karena factor kemiskinan, tapi karena pola hidup dan asupan gizi yang kurang itu juga karena kurangnya informasi dan edukasi yang dimiliki oleh masyarakat,” kata Monianse.

Heryanto, AMK, SKM yang juga ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sulawesi Tenggara mengatakan, program pemerintah yang bermanfaat bagi masyarakat harus diberi dukungan. Ia menghimbau kepada seluruh pengurus PPNI khususnya di Kota Baubau agar bersinergi dengan pemerintah daerah. Termasuk masalah penanganan stunting yang menjadi program prioritas nasional.

“Saya mengharapkan kepada para perawat khususnya yang tergabung dalam organisasi PPNI agar terus memberikan kontribusi dan dukungan kepada pemerintah daerah. Sebab selama ini profesi perawat juga membutuhkan perhatian pemerintah dalam menjalankan roda organisasi,” kata Heryanto.

Asniah, salah seorang tenaga perawat yang bertugas di Puskesmas juga menyampaikan, program penanganan stunting menjadi salah satu bagian dari program di puskesmas. Sebab selama ini salah satu yang menjadi obyek pembinaan adalah masalah asupan gizi bagi masyarakat khususnya kalangan bayi dan balita. 

“Salah satu program posyandu misalnya, itu sebagian besar focus pada bayi dan balita.

Termasuk memberikan edukasi dan sosialisasi kepada kalangan ibu untuk penanganan gizi bagi anak,” ujar Alumni PPNI Kendari ini. (A)