Pemprov Temukan Penjualan Beras SPHP di Pasar Tradisional Kendari Diatas HET

  • Reporter: Israwati
  • Editor: Dul
  • 19 Sep 2023
  • 3073 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID- Penjualan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP) di pasar tradisional di atas Harga Eceran Tertinggi.

Hal ini menjadi temuan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) saat sidak di Pasar Korem dan Pasar Basah Mandonga Kota Kendari, Selasa (19/9/2023).

Beras SPHP sendiri merupakan beras bantuan dari pemerintah untuk memenuhi ketersediaan beras murah bagi masyarakat dan sebagai upaya menekan inflasi atau kenaikan harga beras.

Apalagi beberapa pekan terakhir harga beras di Sultra terpantau mengalami kenaikan Rp1.000 per liternya.



Sebelumnya pemerintah juga menetapkan kenaikan harga beras operasi pasar atau SPHP Bulog ini sebesar Rp54.500 untuk ukuran lima kilogram (kg) per 1 September 2023 lalu.

Harga ini naik Rp7.000 dari sebelumnya sebesar Rp 47 ribu untuk lima kg. 

Salah satu penyebabnya karena harga eceran tertinggi (HET) naik menjadi Rp10.900 per kg dari sebelumnya sebesar Rp9.450 per kg.

"Jadi harus menjual dengan HET, tapi kita dapati masih dijual di atas HET penjualannya," ucap Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Sultra Ari Sismanto.



Berdasarkan hasil sidak atau pemantauan harga oleh Tim Pengendalian Inflasi (TPID) di pasar, Seperti di Pasar Basah Mandonga, beras SPHP dijual dengan harga Rp57 ribu per 5 kg.

Ari Sismanto menyebut hal itu bisa terjadi karena adanya mata rantai dalam penjualan beras yang melalui perantara.

Olehnya itu, pihaknya akan melakukan pembinaan dan mengevaluasi dengan memanggil Bulog terlebih dahulu untuk duduk bersama atau memetakan kembali kios atau mitra bulog yang ditugaskan menjual beras SPHP, agar mitra bulog kembali menjual beras SPHP sesuai HET. (Adv)