Larung Bahtera ‘Tuturangiana Andala’ Ramaikan Ritual Nelayan di Bone-Bone

  • Reporter: Bardin
  • Editor: Dul
  • 14 Sep 2023
  • 3132 Kali Dibaca

BAUBAU, KERATONNEWS.CO.ID – Masyarakat Kampung Nelayan Kelurahan Bone-Bone Kecamatan Batupoaro Kota Baubau kembali menggelar sebuah ritual yang dikenal dengan nama ‘Tuturangiana Andala’. Ritual ini merupakan salah satu ungkapan rasa syukur atas Rezeki dari Allah SWT yang telah menganugerahkan Laut sebagai sumber penghidupan.

Kegiatan ini selain dihadiri para nelayan juga disaksikan Wali Kota Baubau serta para tokoh penting di Kota Baubau seperti mantan Wali Kota Baubau MZ Amirul Tamim, para anggota DPRD serta tokoh agama dan pemuda di Bone-Bone.

Wali Kota Baubau La Ode Ahmad Monianse menyampaikan rasa bangga kepada masyarakat Bone-Bone yang tetap konsisten dengan mata pencaharian di laut sebagai nelayan.

“Saya menyampaikan salut dan bangga kepada masyarakat Bone-Bone yang memiliki semangat kebersamaan yang kokoh. Tetap konsisten dan menghargai profesi sebagai nelayan. Hari ini salah satu bukti kekompakan itu,” kata Monianse.

Ia juga menyampaikan apresiasi, karena keinginannya untuk mengajak masyarakat khususnya disetiap kelurahan untuk membangkitkan sebuah ritual yang dapat memperkaya khsanah budaya lokal di daerah.

MZ Amirul Tamim, mantan Wali Kota Baubau dua periode yang diberikan kesempatan untuk menyampaikan harapan, juga mengharapkan agar masyarakat Bone-Bone tetap menjaga kelestarian laut yang merupakan lading mencari nafkah. Selain itu, ia juga berharap agar laut menjadi bagian terpenting dalam kehidupan.

“Saya berharap, masyarakat harus menjadikan pesisir pantai sebagai halaman depan sehingga pemanfaatannya akan lebih baik.

Kawasan pesisir pantai ini ke depan dapat dijadikan sebagai kawasan khusus pengembangan ekonomi,” kata Amirul Tamim.

Sementara itu, Zamin, salah seorang tokoh agama di Bone-Bone mengatakan, ritual Tuturangiana Andala yang dirankaikan dengan beberapa tradisi budaya mengandiung banyak makna. Selain ungkapan rasa syukur atas rezeki dari Allah SWT juga menjadi bahan pembelajaran bagi generasi muda untuk mengangkat citra budaya dan tradisi lokal.

“Banyak maknanya, seperti kita bersyukur karena rezeki dari laut sudah menjadi harapan hidup di kampung nelayan ini. Para generasi muda juga bisa menambah pengetahuan dan bisa melanjutkan tradisi ini sehingga bisa terus dipertahankan,” kata Zamin.

Keramaian tradisi ini juga semakin semarak dengan ritual arung Bahtera yang juga diikuti oleh parade kapal nelayan yang memadati pesisir pantai. (A)