- Advertorial
- 11 jam yang lalu
Kasi Bimas Islam Kemenag Kabupaten di Sultra Ikuti Literasi Zakat dan Wakaf
- Reporter: La Niati
- Editor: Dul
- 02 Feb 2023
- 2090 Kali Dibaca

Kakanwil Kemenag Sultra, H. Zainal Mustamin saat memberikan sambutan. Foto: La Niati. Keratonnews.Co.Id
KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID - Bidang Penerangan Agama Islam dan Pemberdayaan Zakat dan Wakaf (Penaiszawa) Kanwil Kemenag Provinsi Sultra menggelar kegiatan literasi zakat dan wakaf tahun 2023, diikuti oleh 27 peserta yang terdiri dari Kasi Bimas Islam pada Kantor Kemenag kabupaten/kota serta sejumlah lembaga zakat dan wakaf.
Kakanwil Kemenag Sultra, H Zainal Mustamin dalam sambutannya mengatakan peserta harus memiliki kekuatan dan bisa menginspirasi serta menggerakkan zakat dan wakaf di Sultra.
Dikatakan, sudah banyak orang berzakat dan berwakaf, tapi jika dihitung dengan presentasi umat angkanya masih di bawah. Terjadi gap antara yang seharusnya menunaikan zakat dan orang-orang yang betul-betul menunaikan. Salah satu penyebabnya karena informasi tentang zakat dan wakaf yang benar, tidak sampai ke masyarakat secara utuh.
"Untuk itu, sudah saatnya kita memanfaatkan pertemuan penting ini yang merupakan literasi zakat dan wakaf, agar bagaimana sosialisasi terkait dengan informasi pengetahuan tentang zakat dan wakaf ini bisa menggema," ujarnya, Rabu (1/2/2023).
Zainal Mustamin berharap forum tersebut harus melahirkan rekomendasi. Kalau kurang referensi, maka perlu belajar di tempat lain dari lembaga yang sudah maju untuk melihat bagaimana orang lain mengelola zakat dan wakaf dengan baik.
"Melihat apa yang dilakukan orang lain bukan berarti supaya kita berbuat seperti itu, tetapi melihat yang dilakukan orang agar kita bisa melampaui yang dilakukan orang lain, supaya kita bisa memahami betul apa yang kita kerjakan. Jangan sampai yang belum melek literasi zakat itu bukan masyarakat, tapi ternyata kita sendiri," ujarnya.
Kakanwil menyatakan, Kemenag Pusat sudah mendiskusikan literasi zakat dan sudah menyediakan konsep bagaimana literasi zakat ini bisa semakin meluas. Potensi zakat sangat besar, tapi apa yang sudah dicapai dan dilakukan harus terus dievaluasi untuk meningkatkan dukungan dan pemahaman masyarakat terhadap pengelolaan zakat dan wakaf.
Kakanwil menerangkan, Lembaga amil zakat merupakan lembaga filantropi atau praktek kedermawanan yang dikelola untuk kepentingan yang lebih besar dan untuk kemaslahatan umat.
"Lembaga-lembaga yang dikelola atau bermitra dengan negara terlihat biasa-biasa saja, dan ini yang harus dievaluasi. Sekarang mari kolaborasi itu dibangun supaya kita memulai dengan literasi dan sosialisasi zakat yang lebih masif lagi di tengah-tengah masyarakat dan ini tugas kita semua," jelas Zainal Mustamin.
Kakanwil menambahkan, terkait dengan literasi digital atau pemanfaatan teknologi melalui media sosial untuk mensosialisasikan zakat dan wakaf agar lebih masif lagi, terlebih menjelang bulan suci Ramadhan.
"Semua sudah harus bergerak dari sekarang, memikirkan apa yang akan dilakukan di bulan suci Ramadhan, karena dalam bulan suci Ramadhan kesadaran umat biasanya jauh lebih besar," katanya.
Terkait dengan literasi budaya, Kakamwil menerangkan jika masyarakat memiliki budaya yang berbeda dengan budaya di tempat lain di Sultra. Olehnya itu harus dipahami betul bahwa budaya adalah identitas bangsa dan masyarakat.
"Tentu memerlukan kepiawaian kita untuk melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh budaya kita ajak supaya bisa menjadi bagian dari kesadaran bersama bahwa kita bergerak bersama sesuai dengan Gerakan Kemenag Sultra Bersahabat (Bersih, Religius, Santun, Harmonis, Berbasis Teknologi) yang kita bingkai dalam tagline 3B (Bersama, Bersatu, Bersaudara). Bersama kita bisa, Bersatu kita kuat, Bersaudara kita rukun," tandasnya. (C)