75 Mahasiswa Jurusan Arkeologi UHO Laksanakan PKL di Kawasan Peninggalan Kolonial Jepang

  • Reporter: La Niati
  • Editor: Dul
  • 27 Nov 2023
  • 2634 Kali Dibaca

KENDARI,KERATONNEWS.CO.ID - Sebanyak 75 Mahasiswa Jurusan Arkeologi UHO melaksanakan Praktek Kuliah Lapangan (PKL) di kawasan tinggalan Kolonial Jepang Desa Rambu-Rambu Jaya, Kecamatan Ranometo, Kabupaten Konawe Selatan, Minggu 26 November 2023.

Sebelum menuju ke lokasi kegiatan Praktek Kuliah Lapangan (PKL), Mahasiswa tersebut dilepas oleh unsur Pimpinan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dalam hal ini diwakili oleh Dr. Syahrun selaku Wakil Dekan II bidang perencanaan dan keuangan.

Kegiatan Praktek Kuliah Lapangan (PKL) kali ini para mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk mempraktikkan beberapa pengetahuan yang telah didapat di bangku kuliah, dalam hal metode penelitian arkeologi, praktik identifikasi peninggalan kolonial.

Wakil Dekan II, Dr. Syahrun dalam sambutannya Dalam menyampaikan bahwa kegiatan PKL ini merupakan program rutin Fakultas yang dilaksanakan setiap semester, Kegiatan PKL merupakan aplikasi dari ilmu yang diperoleh dibangku kuliah, sehingga mahasiswa harus sungguh-sungguh dalam melaksanakannya karena ada unsur penilaian.

"Output dari kegiatan PKL ini diharapkan hasil surveynya bisa menghasilkan jurnal Diharapkan menjaga adat istiadat yg berlaku dan sopan di daerah tempat kegiatan" Ungkapnya.

Di tempat yang sama, Ketua Jurusan Arkeologi Dr. Abdul Alim menjelaskan maksud dan tujuan dari kuliah lapangan ini adalah sebagai bagian penting dalam rangkaian mata kuliah metode penelitian arkeologi, kuliah lapangan memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam mempelajari dan memahami metode arkelogi.

"Desa Rambu-rambu jaya kami pilih sebagai lokasi yang ideal untuk kegiatan ini karena memiliki kawasan peninggalan kolonial Jepang"Jelasnya.

Sementara itu, Kepala Laboratorium Arkeologi Salniwati, menekankan pentingnya kuliah lapangan dalam arkeologi, Kuliah lapangan seperti ini memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dan membantu mereka mengaitkan teori dengan praktik.

"Melalui pengamatan situs dan interpretasi yang dilakukan di lapangan, mahasiswa dapat mengasah keterampilan analitis dan pemahaman konteks arkeologi yang lebih baik," pungkasnya. (A)