STIMIK Bina Bangsa Kendari Bantah Lakukan Pungli dan Mafia Pendidikan

  • Reporter: La Niati
  • Editor: Dul
  • 24 Nov 2024
  • 2665 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID - Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Bina Bangsa Kendari membantah keras tudingan yang dilontarkan oleh sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang menyebut institusi tersebut terlibat dalam praktik pungutan liar (Pungli) dan sarang mafia pendidikan dalam proses magang mahasiswa.

“Kami sebagai mahasiswa yang langsung terlibat dalam proses ini sangat yakin bahwa tudingan tersebut tidak berdasar. Semua prosedur magang dilaksanakan dengan transparan dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” tegas Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIMIK Bina Bangsa, Aldi Lamoito saat konferensi pers, Minggu (24/11/2024).

Aldi Lamoito menegaskan bahwa semua prosedur magang yang dilakukan di kampusnya sudah sesuai aturan dan tidak ada pungli yang terjadi. Ia juga menanggapi tudingan bahwa kampus mereka merupakan ‘sarang mafia pendidikan tidak benar sama sekali.

Ia menambahkan, kampus Bina Bangsa selalu menjalin koordinasi dengan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI) untuk memastikan bahwa semua aktivitas akademik berjalan dengan baik dan sesuai standar.

“Dari proses perkuliahan hingga persiapan wisuda yang akan dilaksanakan pada 2 Desember mendatang, kampus selalu berkoordinasi dengan PDDIKTI. Bahkan PDDIKTI sudah mengetahui bahwa mahasiswa kami akan di yudisium pada 30 November,” bebernya.

Lebih lanjut, Aldi menekankan bahwa jika kampus Bina Bangsa memang melanggar aturan, maka sudah sejak lama proses perkuliahan dan aktivitas kampus lainnya akan dihentikan oleh pihak berwenang.

“Kampus kami berjalan normal, kegiatan perkuliahan juga berjalan seperti biasa. Jika ada pelanggaran, sudah pasti aktivitas ini tidak akan berlangsung,” tegasnya.

Aldi mengimbau agar pihak-pihak di luar kampus tidak sembarangan menyebarkan isu yang tidak jelas kebenarannya. Ia menegaskan bahwa mahasiswa dan civitas akademika STMIK Bina Bangsa lebih mengetahui kondisi kampus mereka.

“Kami yang berkuliah di sini lebih tahu tentang apa yang terjadi di kampus kami. Kami meminta agar isu-isu yang tidak berdasar ini dihentikan,” tandasnya. (C)