Belum ada komantar dalam berita ini
Breaking News
- Gubernur Sultra Diwakili Karo Kesra Hadiri Perayaan Waisak Sannipata 2569 Buddhis Era
- Ketua Dekranasda Sultra Serahkan Bantuan ke Perajin Tenun Desa Masalili Hingga Dorong Promosi Produk Lokal
- Buka Musdat LAT Gubernur Harap Hasilkan Keputusan Terbaik bagi Kemajuan Lembaga Adat Tolaki di Bumi Anoa
- Kabar Baik, Gubernur ASR Janji Biaya Transportasi Lokal Jemaah Haji 2026 Ditanggung APBD
- Gubernur ASR dan Ketua DPRD Sultra Sepakati Nota Kesepahaman dalam Rapat Paripurna RPJMD 2025-2029
Kadis ESDM Sultra Beberkan Tiga Masalah Sektor Tambang di Bumi Anoa

Kadis ESDM Sultra saat menyampaikan pemaparan saat kegiatan Coffee Morning bersama APTS dan Bank Sultra. Foto : Isra, KN.
KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID- Kepala Dinas Energi Sumber Daya Air dan Mineral (ESDM) Sulawesi Tenggara, Andi Azis beberkan permasalahan di sektor pertambangan di wilayah Bumi Anoa.
Hal ini disampaikannya saat kegiatan Coffee Morning bersama Asosiasi Pengusaha Tambang Sultra (APTS) dan Bank Sultra di salah satu hotel di Kendari, Kamis (8/5/2025).
Andi Azis menyebut terdapat sejumlah permasalahan pertambangan di wilayah Sultra khususnya bagi para pengusaha tambang.
"Kalau kami lihat ada tiga permasalahan pertambangan ini, yakni terkait ketenagakerjaan, pemukiman dan kebutuhan pokok," ujarnya.
Permasalahan pertama yakni ketenagakerjaan, ke depannya akan masuk 300.000 tenaga kerja di Sultra, sehingga dibutuhkan data presisi untuk melihat data tersebut secara akurat.
Selain itu, tenaga kerja yang bekerja harus berbasis kompetensi dengan melihat kualifikasi sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan.
"Kualifikasi ini harus sesuai dengan pendidikan, pengalaman kerja, hingga keterampilan, hal ini untuk memastikan efektivitas, kualitas dan produktivitas," jelasnya.
Masalah kedua, terkait dengan pemukiman atau tempat tinggal bagi para pekerja baik dalam maupun luar lingkungan kerja, sehingga lebih teratur.
"Ini merupakan tugas pemerintah baik tingkat pusat sampai daerah untuk membuat ruang pemukiman bagi tenaga kerja secara sistematis dan teratur," ujarnya.
Masalah terakhir yakni terkait dengan kebutuhan pokok seperti ketersediaan beras, ayam potong hingga telur yang menjadi kebutuhan bagi perusahaan tambang untuk para pekerjanya.
"Menjadi pertanyaan perusahaan tambang ini mengambil kebutuhan pokoknya dari mana untuk para pekerja, menjadi masalah jika dari luar Sultra. Seharusnya kebutuhan ini harus semua di Sultra," ungkap Azis.
"Untuk itu kita harus membuat formulasi yang kuat dengan membuat ekosistem serta penunjang lainnya di sektor pertambangan," tambahnya. (C)
Reporter : Israwati
Editor : Dul
Editor : Dul