Kalah Bersaing, Kerajinan Gerabah Tanah Liat di Baubau Terancam Punah

  • Reporter: Bardin
  • Editor: Dul
  • 10 Mar 2024
  • 2578 Kali Dibaca

BAUBAU, KERATONNEWS.CO.ID – Kemajuan teknologi selain memberikan dampak positif juga memberi pengaruh pada sebagian sisi kehidupan. Salah satunya masyarakat yang menggeluti kerajinan tradisional seperti pengrajin gerabah dengan bahan baku tanah liat di kelurahan Lipu dan Katobengke Kota Baubau.

Informasi yang diperoleh, di dua kelurahan ini sebelumnya terkenal dengan para pengrajin gerabah tanah liat. Namun, seiring berjalannya waktu, aktivitas pengrajin gerabah ini mulai hilang. Masyarakat mulai enggan menggeluti aktivitas ini setelah perintis telah meninggal dunia.

Nur Afifa, salah seorang warga mengaku sejak beberapa tahun terakhir, jumlah pengrajin gerabah makin berkurang. Bahkan, saat ini tinggal hitungan jari. Padahal, dulu aktivitas pengrajin gerabah sangat padat.

“Sekarang hampir tidak ada lagi, tinggal satu dua orang. Itupun tinggal yang usia lanjut. Sedangkan yang generasi muda tidak ada yang berminat melanjutkan,” kata Nur Afifa Minggu (10/3/2024). 

Ibu Malia, salah satu pengrajin gerabah yang masih bertahan menuturkan, selama ini kegiatan pembuatan gerabah masih dijalani. Meski ia mengaku jika frekuensi dan jumlah yang dibuat sudah terbatas. Beda dengan beberapa tahun lalu yang masih dibuat dalam jumlah yang banyak.

“Ya, kita masih bikin juga, tapi tidak sebanyak dulu. Jumlahnya juga sedikit karena tidak banyak pembeli lagi. Saya Selama ini hanya bawakan langganan di pasar,” kata Ibu Malia.

Kondisi ini menjadi sebuah fenomena di tengah masyarakat. Banyak yang mengharapkan agar tradisi pembuatan gerabah dari tanah liat ini tetap dipertahankan. Namun, di sisi lain, gerabah tanah liat justru kalah bersaing dengan buatan pabrikan.

Ferlita Arni Mainda, dua generasi muda di Kota Baubau menyarankan agar pembuatan gerabah ini dilakukan modifikasi fungsi. Dalam artian ditargetkan bukan untuk peralatan dapur. Namun untuk hiasan dan souvenir.

“Mungkin bisa dibuat untuk menjadi hiasan. Tentunya dengan modifikasi warna dan cat agar bisa lebih menarik. Mungkin bisa untuk pot bunga dan kebutuhan gallery,” kata Ferlita. (A)