- Advertorial
- 7 jam yang lalu
Dapat Kurangi Biaya Produksi Tanaman, Mentan RI Ajari Warga Alebo Buat Ramuan Biosaka
- Reporter: Andi Irna Fitriani
- Editor: Dul
- 30 Jan 2023
- 2293 Kali Dibaca

Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo saat memberi tutorial pembuatan biosaka ke petani di Desa Alebo, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. Foto: Andi Irna Fitriani, keratonnews.co.id
KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID - Masyarakat di Desa Alebo, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), diajar membuat ramuan Biosaka oleh Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, Minggu (29/1/2023).
Biosaka ini merupakan ramuan kearifan lokal yang dapat membantu para petani mengurangi biaya produksi tanaman pangan, dalam hal ini menurunkan penggunaan pupuk di atas 50 persen.
"Ini bukan pupuk tapi bisa mengurangi penggunaan pupuk karena dia menyuburkan tanah. Jadi kalau biasanya memakai pupuk 200 kilo, dengan menggunakan air ini pupuk hanya bisa dipakai 100 kilo," ungkapnya.
"Tapi angan juga tidak pakai kimia, karena kimia itu untuk pembuahan. Urea dan air ini untuk penyuburan, kalau tidak pakai pupuk sama sekali nanti juga kurang, tetapi ini (biosaka) bisa mengurangi 50 persen (penggunaan pupuk), sudah pasti," tambahnya.
Lanjut ia menyampaikan bahwa, Biosaka yang telah diuji hampir di seluruh Indonesia tersebut merupakan ciptaan alam, di mana Biosaka ini terdiri dari suku kata Bio dan Saka.
Bio singkatan dari Biologi yang juga berarti tumbuhan, dan Saka singkatan dari Soko Alam Kembali Ke Alam atau asalnya dari Alam Kembali ke Alam.
"Dia harus diambil dari rumput yang baik, tumbuhan yang baik di sekitar tanah ini. Jadi tidak bisa di bawa ke daerah lain, harus dipakai di lokasi dari tumbuhan itu berasal. Kalau ini di bawa ke Muna tidak bisa, ini kearifan lokal," jelasnya.
Kata dia, daun yang digunakan harus dari tumbuhan yang ada di sekitar lahan yang akan di jadikan lahan pertanian dan harus benar-benar hijau (pucuk), subur dan tidak boleh ada penyakitnya atau berlubang.
Kemudian masukan dalam wadah berisi air secukupnya hingga daun-daunan segenggam itu terendam. Lalu, remas daun selama 15 menit dengan arah ke kiri atau berlawanan arah jarum jam atau seperti arah tawar, tidak boleh ke kanan hingga air berubah warna kehijauan.
Namun jangan merobek daun atau sampai daun hancur dan usahakan tangan jangan keluar dari air, jika keluar dari air dihitung ulang dari menit pertama.
Untuk dapat mengetahui kadar pH Biosaka sudah bagus atau belum, perlu menggunakan alat pengukur seperti Total dissolved solids (TDS). Di mana kadar pH terbaik Biosaka bisa mencapai 300 sampai 400.
"Biasanya warna airnya berubah setelah 15 menit di peras, setelah itu tingkat pHnya akan berubah, tadi ini 35 nanti diukur kembali bisa di atas 200 sampai 300 phnya. Ini bisa jadi 2 sampai 3 botol dan disimpan tahunan pun bisa, tetapi jika dipindahkan ke kecamatan lain atau kabupaten lain tidak bisa," jelasnya
Cara menggunakan pun cukup mudah, ramuan biosaka itu hanya perlu disemprotkan ke udara, bukan disemprotkan ke tanah
"Udara yang akan bawa dan rata-rata berhasil luar biasa. Kalau panennya biasa 5 ton per hektar, setelah pakai biosaka hasilnya bisa 6 sampai 7 ton per hektare," tutupnya. (C)